Dengan Berbasis Trisakti, Nawacita Jilid II Beri Efek Elektoral Positif bagi Jokowi-Ma’ruf Amin
Sementara itu untuk misi dari Nawacita II yakni mentransformasi Indonesia dengan 5 Misi Utama dan 4 Misi Penopang. “Lima misi utama yang pertama yakni transformasi menuju manusia Indonesia yang maju, unggul dan sejahtera. Kedua adalah transformasi menuju struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing, lalu yang ketiga yakni transformasi menuju pembangunan yang merata dan berkeadilan,” papar Heri.
“Kemudian keempat, transformasi menuju pembangunan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan kelima transformasi kebudayaan menuju kepribadian bangsa yang berakhlak mulia dan berbhinneka tunggal Ika,” imbuhnya.
Sedangkan yang dimaksud Empat Misi Penopang, lanjut Heri, adalah transformasi menuju sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya, yang kedua yakni transformasi menuju politik luar negeri, sistem pertahanan dan keamanan yang melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga. “Ketiga adalah transformasi menuju tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Dan keempat transformasi kapasitas pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan,” pungkas Heri.
Untuk itu dengan terselenggaranya Rakernas KAPT ini, diharapkan masing-masing Korda dan Komisariat dapat menyampaikan gagasan maupun ide-idenya sehingga hasil rumusan Nawacita II yang akan disampaikan ke Presiden Jokowi dapat membantu menajamkan langkah-langkah agenda pembangunan dan dapat meneruskan jalan perubahan untuk Indonesia maju.
Menurut Koordinator Nasional KAPT Ammarsjah, merujuk rekomendasi seminar yang bertajuk “Integrasi dan Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Wilayah” di Universitas Gajah Mada pada (UGM) 7 Desember 2017 lalu, perlu diprioritaskan pengembangan SDM lokal agar pembangunan infrastruktur yang masif bisa di tangkap oleh daerah dan dapat mengoptimalkan peluang dari terbangunnya infrastruktur untuk kemajuan daerah tersebut.
Kepala Prodi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Sani Roychansyah dalam acara dalam seminar menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan infrastruktur yang masif dan cepat perlu disertai dengan upaya “capitalizing opportunities” oleh pemerintah daerah (local government) di wilayah yang terimbas langsung/tidak langsung oleh keberadaan infrastruktur.
Sedangkan Prof Bakti Setiawan Guru Besar Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, menjelaskan pandangannya konsep Nawacita, kehadiran negara, membangun dari pinggiran yang merupakan gagasan atau ide yang tengah dilakukan oleh Jokowi sudah pas, relevan dan cukup konsisten. Infrastruktur baik fisik maupun sosial, keduanya harus diintegrasikan, disinergikan serta dioptimalkan.
Demi pembangunan infrastruktur agar lebih fokus, Prof Bakti menyarankan target-target pembangunan infrastruktur fisik harus konsisten diwujudkan, lebih selektif dimana yang mendesak diselesaikan dalam 2 tahun mendatang. “Kriteria selektif adalah secara politik, secara ekonomis, paling potensial memicu produktifitas daerah/ekonomi lokal dan pengentasan kemiskinan dan ketertinggalan,” ujarnya.
Selain itu ia menilai pentingnya percepatan peran dan pendampingan pemda-pemda yang pas untuk mengkapitalkan/mengoptimalkan peluang pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan Jokowi.
Paralel dengan itu, lanjutnya, daerah perlu mengimbangi dengan mengkoneksikan kawasan unggulan daerah sentra-sentra industri, pariwisata, kuliner, pusat pengembangan industri kreatif sehingga daerah mendapat manfaat sebesar-besarnya.
“Pengembangan SDM lokal (local smart people) untuk mengoptimalkan peluang akibat pembangunan infrastruktur yang massive, sehingga daerah bisa mendapat manfaat optimal dari pembangunan itu, tidak sebagai penonton atau lebih tragis lagi dihisap ke pusat-pusat ekonomi lama,” tandas Ammarsjah.
Rakernas KAPT yang berlangsung di Wisma DPR RI Griya Sabha 10-12 Agustus 2018 ini, dihadiri seluruh Kordinator Daerah (Korda) dan Komisariat masing-masing Perguruan Tinggi yang telah terbentuk di sejumlah wilayah Indonesia.
Yuch
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: