Connect with us

“Saya Enggak Mau Nama Saya Dihubung-Hubungkan Dengan Semua Parpol”

Semua Parpol

Sebagai kandidat kuat calon wakil presiden (cawapres) Jokowi, nama Anda selalu disebut-sebut? 

Enggak tahu saya. Sebab, saya di luar mekanisme itu. Itu urusan Pak Jokowi dengan semua parpol pendukung. Itu konstitusinya. Saya ndak pernah ikut dalam bicara-bicara itu. Memang tidak bisa ikut dan diikutkan juga karena saya bukan orang partai.

Namun, semakin hari nama Anda semakin sering dibahas?

Enggak ada. Saya enggak mau juga diisukan dengan parpol. Nanti saya bisa ditertawakan orang. Enggak punya partai, kok bicara itu.

Kok Anda tidak yakin bisa menjadi cawapres?

Pegangan saya apa? Kalau saya berusaha, nanti “oke-oke”, tiba-tiba tidak. Saya kan enggak ada di dalamnya. Enggak bisa berdebat.

Pilihan terhadap Anda dianggap bisa meraup suara Islam moderat?

Ya, mungkin. Kita kan enggak tahu. Analisis orang kan macam-macam. Kalau itu dianggap suatu analisis, ya analisis saja. Saya sendiri tidak melibatkan diri dalam hal-hal seperti itu. Sebab, saya tahu politik itu sangat dinamis. Kadang kala, kalau orang tidak betul-betul serius di politik, ya susah juga.

Apakah ini karena pengaruh kegagalan Anda menjadi cawapres pada 2014?

Oh, iya. Kalau 2014 itu, saya memang berusaha dan berkampanye. Saya memang membuat langkah-langkah untuk menggalang dukungan. Dulu berhasil juga sampai masuk ke atas. Sekarang ini enggak (berusaha).

Akankah Anda menghidupkan kembali jaringan waktu itu?

Enggak ada. Itu biar hidup-hidup sendiri dan mati-mati sendiri. Hehe.

Apakah jaringan pada 2014 mendekati Anda kembali?

Enggak ada yang mendekati karena hubungan kami memang jalan (saja). Tidak pernah terputus (jaringan), misalnya, dengan kampus. Saya tidak harus mendekati dalam konteks capres karena sering ceramah di kampus-kampus selama lima tahun ini. Saya juga sering diundang ke pesantren, tetapi tidak dalam kerangka pilpres.

Mengapa jaringan lama Anda masih hidup?

Jaringan itu memang selama ini terus nyala. Mengapa saya masuk di survei? Sebab, jaringan saya hidup terus bukan karena saya hidupkan. Saya memang ke kampus selama lima tahun ini. LSM, pesantren, dan perusahaan-perusahaan kan jalan sendiri tanpa saya hidupkan.

Anda sering datang ke daerah-daerah. Apakah untuk mendapatkan dukungan?

Kalau Anda menjadi pengikut Twitter saya, memang saya terlihat ada di mana-mana. Pagi ada di Bali, sore di Medan, besok di tempat lain. Itulah jaringan yang saya temui, tetapi tidak ada kaitan dengan pilpres.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya