Mengangkat Derajat Kelor di Dunia
Awal Mula
Semuanya bermula di 2005. Ia menjadi pemerhati dan pemberdaya warga desa tepi hutan. Dia ikut melakukan survei di sekitar 6.000 desa-desa tepi hutan di Jawa dan Madura.
Sebagian besar warganya saat itu hidup memprihatinkan, tak punya lahan luas, dengan pilihan tanaman pangan terbatas. Mereka menumpang bertani di lahan milik Perhutani.
Jauh dari sumber irigasi besar, menyebabkan petani desa hutan hanya menanam jagung, kedelai, dan sayuran. Infrastruktur desa pun minim, akses jalan terbatas dan pusat kesehatan jauh.
Beruntung, Dudi Krisnadi pernah menjadi pengurus International Association Agricultura Student (IAAS) Region Asia Pasifik, 1993-1994. Kegiatannya, salah satunya peningkatan nutrisi melalui potensi tanaman lokal.
Pada kasus kelaparan di Afrika, masyarakat di sana dapat diselamatkan lewat penyebaran produk berbahan baku daun kelor (Moringa oleifera).
Nah, disponsori badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) dan organisasi pangan dunia (Food and Agricultura Organization/FAO) dan lainnya, kampanye kelor jadi senjata ampuh meningkatkan kecukupan nutrisi penduduk negara miskin.
Sekitar 2001, kampanye kelor tersebut sampai ke Tanah Air, tepatnya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Selama 15 tahun, Dudi ikut mengembangkan penanaman puluhan ribu hektar pohon kelor.
Kelor menjadi tanaman ampuh membantu warga, tak hanya NTT tetapi juga di daerah miskin lainnya.
“Tanaman kelor dapat dimanfaatkan mulai dari biji, daun hingga bunganya. Kelor itu bukan obat, namun digolongkan sebagai bahan suplemen untuk tambahan nutrisi,” ujar Dudi.
Singkat cerita, pada 2015 pengalamannya bersama kelor ia bawa ke Blora. Bekerja sama dengan Agus, seorang juragan pemilik kebun tebu di Desa Ngawenombo, daerah pelosok berjarak 7 kilometer dari pusat kecamatan Kunduran, mereka menanamnya di tepi hutan jati.
Di lahan seluas 3 hektare bekas lahan tebu itulah, Dudi dan pekerjanya merintis kebun kelor. Tapi ia tidak tanpa perlawanan. Warga sekitar kebun hingga sejumlah perangkat desa, marah dan mengusirnya.
Malahan pernah juga tanaman kelor yang sudah mekar di tengah perkebunan tebu dicabuti. Ternyata warga setempat menilai kelor itu mistis dan tanaman pengusir setan.
“Jadi, kalau ada orang kesurupan atau maling yang kebal, biasanya pulih atau ilmu hitamnya rontok setelah disabeti tubuhnya pakai pohon kelor,” cetus Dudi.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: