Jejak Kinerja dan Prestasi Elia Massa Manik di Pertamina
Kinerja dan Prestasi
Kehadiran Elia Massa di perusahaan migas negara pada awal tugasnya adalah melakukan konsolidasi di Pertamina. Setelah sebelumnya terjadi carut marut akibat dualisme kepemimpinan antara Dirut Dwi Soetjipto dan Wadirut Ahmad Bambang. Figur Elia Massa yang humble namun tegas ini, berhasil merekat kembali serpihan-serpihan soliditas di manajemen Pertamina.
Perjalanan Elia Massa sebagai Dirut Pertamina bisa dibilang sangat sukses dengan kinerjanya yang jauh dari pemberitaan negatif. Elia Massa sempat menorehkan prestasi sebagai CEO BUMN Terbaik Pertama untuk kategori VisionerAnugerah dalam BUMN Awards 2017 yang ke-6, yang berlangsung di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Jumat (15/9/2017) silam.
Baca Juga:
- Pertamina Borong 7 Perhargaan, Elia Massa CEO Visioner Terbaik BUMN Award 2017
- Dirut Pertamina: Road Map Energi Alternatif Perlu Segera di Susun
- Kuartal III 2017: Pertamina Untung Rp.27 Triliun, Meskipun Ada Penugasan Pemerintah
Program BBM Satu Harga yang menjadi harapan Presiden Joko Widodo, untuk pemerataan dan keadilan bagi masyarakat Indonesia. Mampu dipenuhi oleh Pertamina dibawah kepemimpinan Elia Massa. Kini Program BBM Satu Harga telah mencapai hampir 73 titik yang tersebar hampir di seluruh Indonesia.
Selain itu Elia Massa juga mampu mempertahankan laba perusahaan walaupun harga minyak mentah terus bergejolak hingga menyentuh USD 70 per barel. Dibawah kendalinya, Pertamina mempunyai kemampuan keuangan yang semakin sehat dengan cash perusahaan nyaris Rp 70 triliun.
Dalam berbagai kesempatan Elia Massa juga sering mengingatkan perlunya peta jalan dan strategi kedaulatan energi. Yang harus disusun dengan cermat dan tidak secara tiba-tiba tanpa persiapan matang. Menurut Massa, cadangan minyak Indonesia yang hanya berumur 10 sampai 15 tahun jika tidak ada temuan baru hanya akan membuat ketergantungan terhadap BBM impor akan semakin besar. Dia pun kerap berusaha mencari ladang-ladang baru guna mewujudkan kedaulatan energi untuk Indonesia.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: