Usai Menjadi Juara Dunia Catur, Samantha Edithso Kini Kejar Gelar Grandmaster
Bercita-cita Jadi Juara Dunia Catur Grandmaster Termuda
Larry berharap agar anaknya bisa meraih gelar juara senior dan menjadi grandmaster. Ia tidak menargetkan pencapaian anaknya itu harus diraih pada usia berapa. Namun ia berjanji akan terus mendukung dan mendorong Samantha hingga cita-citanya menjadi grandmaster catur termuda di dunia, di usia 12 tahun terwujud.
Larry menjelaskan, untuk mendapatkan gelar grandmaster anaknya harus memiliki poin elo rating di atas 2.500 serta wajib melawan dan mengalahkan grandmaster catur internasional di 3 event khusus.
“Mungkin kita bisa bilang Samantha terlalu agresif. Tapi kita coba saja. Sekarang rekor grandmaster termuda itu 12 tahun 7 bulan. Jadi kalau bisa nembus itu mukjizat. Tapi kita cobalah,” ujar Larry.
Meski demikian, Larry tidak akan terlalu memaksakan anaknya untuk meraih gelar grandmaster di usia dini.
Larry hanya berharap anaknya bisa berprestasi sebelum memasuki perguruan tinggi. Sebab, Larry juga tidak ingin anaknya hanya berkutat di dunia catur seumur hidupnya.
“Saya bilang ke Samantha, capai pretasi setinggi-tingginya sebelum masuk perguruan tinggi. Kalau memungkinkan kita coba jadi pecatur profesional. Tapi hidup tidak sekedar catur, catur hanya bagian kehidupan, bukan menyerahkan kehidupan untuk catur. Kalau pun tidak jadi grandmaster saya tidak akan saya kecewa,” tandasnya.
Sekadar informasi, dalam waktu dekat Samantha diproyeksikan akan mengikuti tiga kompetisi penting, Easter Asian Youth, Olimpiade Catur di Georgia, dan Kadet Klasik di Spanyol. Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Percasi, Kristianus Liem, menyebut target terdekat Samantha adalah menjuarai nomor klasik di Spanyol, November mendatang.
Pada turnamen itu Samantha Edithso masih akan bersaing di kategori U-10. Sedangkan di turnamen Shanghai Eastern Asian ia akan diterjunkan di U-12, sebagai proses pembinaan untuknya di jenjang yang lebih tinggi.
Dev.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: