Pembalap Indonesia Pertama di Formula 1
Pengharum Nama Bangsa
Terlepas dari catatannya yang kurang mulus bersama Manor Racing, Rio tetaplah pembalap yang sudah mengharumkan nama bangsa. Saat dipastikan menjadi pembalap pertama asal Indonesia yang berlaga di kompetisi bergengsi F1, orang pun kian mengenal Indonesia. Termasuk saat namanya terpampang di situs resmi www.formula1.com dua musim lalu.
“Pebalap Formula Satu pertama Indonesia ini lahir di Surakarta pada 1993 dan memulai membalap gokart pada usia belia enam tahun, mengikuti jejak dua kakaknya dan termotivasi oleh ayahnya yang dia sendiri veteran pebalap.” demikian tertulis dalam situs resmi F1.
Adapun kisahnya dengan tim Manor Racing sebenarnya sudah terjalin sejak di GP3 Series pada 2010. Saat itu Rio masih bertahan di tim tersebut setahun kemudian. Namun, Manor kemudian berganti nama menjadi Marussia Manor Racing.
Pada 2012, Rio promosi ke GP2 Series. Dia bergabung dengan Carlin, tim yang di-back up oleh Marussia Manor Racing. Setahun kemudian, masih di GP2 Series, Rio hijrah ke tim Spanyol Barwa Addax.
Barulah pada 2014, Rio yang pernah mengalami kecelakaan pada usia 6 tahun dan sampai dioperasi di Singapura, kembali pindah ke EQ8 Caterham Racing. Setahun kemudian, ia pindah ke Campos Racing untuk musim 2015. Di sana, Rio mengoleksi lebih banyak podium, 5 kali, dan menang di tiga balapan seperti disebutkan tadi.
Praktis Rio pun telah menjadi idola banyak orang, utamanya generasi muda Indonesia, sebagai sosok inspiratif yang memotivasi. Menurut kebanyakan orang, kiprah Rio bisa dijadikan contoh positif dan bukti bahwa Indonesia bisa bersuara di pentas berkelas.
Dikenal gahar di jalanan, sedikit yang tahu bahwa Rio ternyata sosok yang sangat berbakti kepada orang tua. Suatu ketika, ia baru saja berlatih gokart di kawasan Donohudan, perbatasan Boyolali dan Solo. Usai berlatih, karena bawaannya banyak, dia menitipkan helm kepada salah seorang wartawan.
Melihat itu, ibunda Rio, Indah Pennywati, memarahinya. “Jangan menyusahkan orang lain. Bawa sendiri ya,” katanya. Rio lantas mendatanginya dan berkata, “Maaf, Mas. Saya bawa sendiri saja. Dimarahi ibu,” katanya.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: