Rizal Ramli: Indonesia-Jepang Harus Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Asia yang Demokratis
Lebih lanjut Rizal mengatakan hubungan strategis antara Indonesia dan Jepang sangatlah penting untuk diperkuat, dikarenakan Jepang memiliki pengalaman, modal, teknologi dan tahu bagaimana cara melangkah maju untuk membantu aliansi Asia yang demokratis. Selain itu Jepang juga memiliki 150 juta penduduk dengan pendapatan per kapita yang tinggi dengan penduduk berusia matang meningkat. “Sementara Indonesia memiliki cadangan sumber daya alam yang sangat besar, yang terbesar di Asia Tenggara dan Selatan, sangat dibutuhkan oleh negara-negara industri, rangkaian ribuan pulau tropis yang indah, 250 juta penduduk ramah, kebanyakan dari mereka berusia muda dan pada usia produktif. Indonesia juga memiliki geografi yang sangat strategis di persimpangan Pasifik dan Atlantik,” papar Rizal terkait pentingnya hubungan Indonesia-Jepang.
“Apalagi Indonesia maupun Jepang juga berkomitmen terhadap demokrasi, kemakmuran dan kemajuan. Dengan diperkuatnya hubungan strategis antara Indonesia dan Jepang, dengan populasi gabungan 400 juta, muda dan tua, dinamis dan dapat dipercaya, serta hubungan ekonomi yang kuat yang saling melengkapi maka akan memberikan sebuah karya Asia yang demokratis dan makmur,” imbuh Menko bidang Kemaritiman periode 2015-2016 ini.
Rizal juga memaparkan bahwa dalam demokrasi, agar terwujud perdamaian, kemakmuran dan kemajuan, kita harus mengandalkan tata pemerintahan dan inovasi yang baik. Menurut dia, bisa saja kita mencapai kemajuan dengan cara menyalin model terbaik dan praktik terbaik di seluruh dunia. Namun itulah yang dinamakan globalisasi. Sedangkan Inovasi ada ditingkatan lainnya.
“Globalisasi, pada umumnya dan kebanyakan kasus, bersifat aditif. Tapi inovasi bisa bersifat eksponensial. Inovasi bisa menciptakan nilai yang sangat besar, mengacaukan model dan kebiasaan lama, dan dapat mempercepat kemajuan dan kemakmuran,” ungkap Rizal.
Rizal lebih lanjut memaparkan bahwa Inggris pernah menguasai laut di abad 19, dan Inggris menjadi penguasa dunia. Pada Abad ke-20 adalah Abad Amerika, mereka mendominasi panggung dunia. Sementara Abad ke-21, lanjut Rizal, akan menjadi Abad Asia. “Yang menjadi pertanyaan adalah, ini akan menjadi kebangkitan Asia yang demokratis, atau Asia authotharian, atau keduanya, hidup damai berdampingan? Apa pun yang terjadi, saya berharap bahwa abad ke-21 akan menjadi Asia yang damai dan sejahtera,” terang Rizal.
Rizal melanjutkan, bahwa hal tersebut bagaimanapun juga tergantung pada kita. Hubungan strategis Indonesia dan Jepang dapat menjadi titik tumpu Asia yang demokratis dan damai yang akan mendorong kemakmuran ekonomi dan sosial. “Untuk mencapai tujuan tersebut, konektivitas sangat penting, sosial, ekonomi, LSM, dan yang terpenting adalah konektivitas antar individu,” ucapnya.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: