Connect with us

Surat Terbuka Dokter Muda di Pedalaman Papua Jelaskan Soal Gizi Buruk

Yafet juga mempertanyakan Zaadit apakah ia sudah memahami latar belakang terjadinya kasus gizi buruk di Asmat. Yafet lalu menggunakan data dari UNICEF, lembaga PBB yang betugas untuk mengatasi permasalahan anak-anak di dunia. Dari data tersebut, menurut Yafet, gizi buruk dipengaruhi oleh tidak cukupnya asupan makanan dan penyakit infeksi. “Sedangkan penyebab tidak langsung karena kurangnya ketersediaan pangan pada tingkat rumah tangga, pola asuh yang tidak memadai, serta masih rendahnya akses kesehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat,” jelas Yafet.

Selain itu Yafet menjelaskan, masalah gizi disebabkan oleh kemiskinan, pendidikan rendah, dan minimnya kesempatan kerja. Ia juga menyesalkan permasalahan gizi buruk selalu mengkambinghitamkan sektor kesehatan dengan mengabaikan peran-peran di sektor lainnya. “Memang benar bahwa tenaga kesehatan di Papua sangatlah kurang, namun bukan hanya itu. Tenaga-tenaga ahli lainnya seperti insinyur, guru, dan lain-lain juga masih sangat kurang. Itu kendala pertama,” tutur Yafet.

Kendala lainnya yang juga berpengaruh menurut Yafet, adalah kondisi medan dan geografis Papua. Seperti sulitnya menjangkau lokasi masyarakat di kampung-kampung dan dusun-dusun yang harus melewati gunung dan lembah, melintasi laut, sungai, dan rawa-rawa. “Makanya kasus gizi buruk sendiri di Papua sebenarnya sudah dari dulu terjadi, bukan hanya pada saat era Pak Jokowi,” kata dokter lulusan UKI Jakarta ini.

Lebih lanjut Yafet mengatakan, bahwa selama ini upaya-upaya pemerintah untuk menanggulangi permasalahan tersebut sudah mulai diatasi dengan pembangunan infrakstruktur untuk membuka akses ke daerah yang sulit dijangkau. Salah satunya adalah wilayah tempatnya bekerja yang kini sudah dialiri oleh listrik. “Tempat tugas saya puskesmas Kota I Kabupaten Mappi tahun 2017 akhirnya dialiri listrik setelah 72 tahun Indonesia merdeka. Akses internet di Merauke sekarang enggak kalah kencang sama Depok, Dit,” paparnya.

Yafet juga meminta Zaadit sebagai mahasiswa untuk tidak berkoar-koar tanpa mengetahui realita di lapangan. Ia mengatakan gizi buruk tidak hanya terjadi di Papua, namun juga tempat-tempat di sekitar Zaadit berada. “Sementara faktanya, bahkan di Depok dan Jakarta saat ini juga masih ditemukan kasus gizi buruk, apalagi Papua? Lantas salah siapa? Mungkin lebih elok kalau Mas Zaadit kuliah dulu yang benar, jadilah orang yang ahli dan berkompeten di bidangnya. Nanti kalau sudah lulus ajak teman-teman yang lain ramai-ramai datang ke Papua dan tunjukkan secara nyata kontribusi kalian sesuai kompetensi yang dimiliki,” ujar pria berusia 31 tahun ini.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya