Bukan Sekadar Pelestari Adat Rumah Gadang
Setiap kali turis berkunjung, Nelly dengan senang hati menerima mereka. Ia lalu menceritakan sejarah rumah itu beserta tradisi dan budaya masyarakat setempat.
Wisatawan jadi betah. Seringkali mereka meminta diperbolehkan menginap. Nelly pun menyambut dengan tangan terbuka.
Lama kelamaan, rumah Nelly semakin dikenal. Sampai-sampai jadi langganan agen perjalanan. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak pula orang datang berkunjung dan menginap. Hingga akhirnya Nelly punya ide untuk membuka usaha homestay.
Nelly membenahi rumahnya. Sejumlah kamar yang selama ini jadi gudang dibereskan. Kayu-kayu yang melapuk diperbarui.
Bagian tengah rumah disekat menjadi tiga kamar. Dilengkapi dengan tempat tidur, kasur, lemari, dan kamar mandi yang nyaman. Rumahnya kemudian diberi nama Homestay Ibu Pik, sesuai nama panggilan Nelly.
Satu ketika agen wisata meneleponnya. Ada rombongan dari Jakarta ingin menginap di rumah-rumah gadang Kotobaru. Jumlah tamu 160-an orang. Nelly sempat kaget rumahnya tak akan mampu menampung tamu sebanyak itu. Kapasitasnya hanya 30-an orang.
Namun Nelly melihat ada potensi besar di balik rencana kunjungan itu. Ia ingin mewujudkan Kotobaru menjadi tujuan utama pariwisata di wilayah Solok Selatan, Sumatera Barat.
Spontan saja Nelly menyambangi para pemilik rumah gadang di sekitar rumahnya. Satu per satu ditawari jika bersedia rumahnya menjadi homestay. Beberapa pemilik rumah menyatakan kesediaannya.
Namun tak semua. Sebagian lain masih meragukan. Bagaimana mungkin rumah tradisional dan sederhana itu bisa menarik minat wisatawan untuk menginap.
Nelly merayu dan berusaha meyakinkan para tetangganya. Katanya, banyak orang justru kagum dengan kelestarian rumah gadang.
Dalam waktu singkat, para pemilik rumah gadang diajak berbenah. Untuk menjadi homestay, berbagai perlengkapan harus disiapkan. Agar tamu nyaman, kasur, selimut dan seprai harus bersih. Termasuk toiletnya.
Nah Nelly yang merupakan sarjana kependidikan Guru Ikip Pekanbaru ini membina para pemilik rumah menyiapkan menu lengkap. Mereka yang tidak cocok dengan masakan tradisional bisa tetap memilih masakan nusantara lain.
Sejak itulah daerah tersebut makin ramai pengunjung, baik keluarga maupun rombongan. Ini sekaligus jadi bukti bahwa keistimewaan rumah bagonjong begitu dikagumi.
Nelly pun mengatakan sudah sepatutnya warga bangga dan selayaknya merawat warisan budaya itu. Nelly yang kelahiran Solok 13 September 1949 itu berpikir, kalau bukan mereka, siapa lagi yang mau merawatnya?
Kini belasan rumah gadang ada di sana, dan resmi bernama Homestay di Nagari Kotobaru. Jumlahnya terus bertambah. Nelly pun dengan senang hati membantu mereka yang baru dengan membimbing agar rumah harus disiapkan dulu, direnovasi sedikit tanpa menghilangkan arsitektur aslinya.
Semangat mengembangkan wisata rumah gadang tidak sia-sia. Ibu dua anak ini berhasil mengangkat nama Saribu Rumah Gadang Kabupaten Solok Selatan menerima penghargaan sebagai Kampung Adat Terpopuler 2017 dari Kementerian Pariwisata.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: