Connect with us

18 Calon Duta Besar Jalani Uji Kelayakan dan Kepatutan di DPR

Jakarta – Presiden Joko Widodo sudah mengajukan 18 nama yang akan menjadi Duta Besar. Sebelum diangkat Komisi I DPR RI terlebih dahulu melakukan Uji Kepatutan dan Kelayakan terhadap 18 calon Duta Besar LBBP.

Uji kelayakan dan kepatutan akan digelar di gedung DPR selama dua hari, Senin hingga Selasa (23-24/10/2017).

“Komisi I melaksanakan fit and proper test 18 calon duta besar, apakah mereka sudah punya kompetensi untuk itu atau belum, karena duta besar itu berfungsi sebagai wakil pemerintah dan berkuasa penuh di negara yang ditempatkan,” ungkap Anggota Komisi I dari Fraksi Hanura Nurdin Tampubolon.

Uji kelayakan dan kepatutan calon dubes hanya memberikan pertimbangan. Menurutnya, beberapa hal akan menjadi penilaian, diantaranya pemahaman kandidat tentang negara tujuan serta bagaimana prospek hubungan diplomatik kedua negara ke-depan.

”Kebetulan pada hari ini ada negara yang strategis untuk ditempati duta besar kita, seperti Republik Rakyat Tiongkok, Jerman dan Spanyol. Hubungan perdagangan kita cukup besar dengan RRT dan Jerman, sehingga perlu kita melihat hal-hal yang akan dibantu calon Dubes saat mereka bertugas,” jelas Nurdin.

“Juga bagaimana mendatangkan investor ke Indonesia dalam arti yang saling menguntungkan, termasuk mengenai penanganan isu-isu strategis, ini yang akan kita nilai apakah mereka layak atau tidak,” imbuhnya.

Uji kepatutan dan kelayakan 18 calon dubes akan berlangsung selama beberapa sesi. Keputusan akhir Komisi I akan diambil dalam rapat pleno setelah mendengar pendapat dari seluruh fraksi.

Berikut daftar nama calon dubes yang mengikuti fit and proper tes di Komisi I DPR.

1. Ade Padmo Sarwono, Dubes RI untuk ASEAN
2. Arif Havas Oegroseno, Dubes RI untuk Jerman
3. Djauhari Oratmangun, Dubes RI untuk Republik Rakyat Tiongkok merangkap Mongolia
4. Hermono, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
5. Hersindaru Arwityo Ibnu Wiwoho Wahyutomo, Dubes RI untuk Portugal
6. Iza Fadri, Dubes RI untuk Myanmar
7. Amhar Azeth, Dubes RI untuk Romania merangkap Moldova
8. Marina Estella Anwar Bey, Dubes RI untuk Peru merangkap Bolivia
9. Muliaman Darmansyah Hadad, Dubes RI untuk Swiss
10. Niniek Kun Naryatie, Dubes RI untuk Argentina merangkap Paraguay dan Uruguay
11. Pratito Soeharyo, Dubes RI untuk Laos
12. Raden Mohammad Benyamin Scott Carnadi, Dubes RI untuk Fiji
13. Rossalis Rusman Adenan, Dubes RI untuk Sudan merangkap Eritrea
14. Salman Al Farisi, Dubes RI untuk Afrika Selatan
15. Sinyo Harry Sarundajang, Dubes RI untuk Filipina
16. Sudirman Haseng, Dubes RI untuk Kamboja
17. Sudjatmiko, Dubes RI untuk Brunei Darussalam
18. Todung Mulya Lubis, Dubes RI untuk Norwegia.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya