Connect with us

9 Chatbot Kecerdasan Buatan Terbaik (1)

Secara teori, chatbots terbaik dibuat untuk menggantikan layanan manusia. Mengapa mengandalkan makhluk emosional yang cepat lelah, jika bisa mendapatkan bantuan dari database yang mampu berbicara? Dalam prakteknya, bot benar-benar bagus dalam mengambil informasi. Apa dari mereka yang tidak bagus adalah memahami apa yang Anda inginkan.

Kemampuan untuk mendapatkan konteks yang disebut memahami bahasa alami, atau NLU. NLU dianggap sebagai masalah AI-hard, artinya bagian dari proses tersebut harus tetap dilakukan oleh manusia. Sebuah bot bernama Rose (dikembangkan oleh Bruce Wilcox), pemenang Loebner Prize tahun 2015, sangat dihargai karena mengenal idiom dan mampu memulai percakapan. Kemampuan ini adalah hasil dari pengujian yang berkepanjangan dan masukan manusia yang cukup banyak.

Berikut adalah peringkat yang sangat sukses berdasarkan penilaian para ahli. Pada artikel ini, pembahasan fokus pada apa yang diperlukan untuk membuat setiap chatbot kecerdasan buatan memahami bahasa manusia.

1. Siri

Siri ini adalah ‘ibu’ dari chatbot belajar mandiri, Apple’s Siri diluncurkan pada tahun 2011. Ini adalah asisten terukur pertama yang memiliki kemampuan berbicara dan kemampuan belajar dengan mengamati pengguna.

Siri-Quick-Tip-780x521

Siri digunakan dala produk Apple

Untuk startup berusia 2 tahun saat diluncurkan, cukup menantang untuk menggabungkan beberapa teknologi: Mesin pencari lokal; Teknologi Kecerdasan Buatan; Pengolahan data khusus dan sistem penyimpanan.

Tapi ini hanya akhir dari sebuah proses yang panjang. Hampir 20 tahun Adam Cheyer, co-creator dari Siri Mengembangkan keseluruhan konsep.

Cheyer pernah memberi tahu The Startup bahwa bagian tersulit dalam prosesnya adalah mengatasi ambiguitas bahasa manusia. Kata apapun bisa menjadi nama bisnis ; beberapa nama, bahkan nama kota, identik di berbagai wilayah.

2. Google Assistant

Sebagian besar dari kita mengenal asisten virtual Google yang menangani pencarian, pekerjaan rumah, jadwal dan interaksi tertulis. Versi barunya memungkinkan pengguna melakukan query dengan menggunakan suara dan teks. Google Assistant juga menawarkan fungsionalitas yang kaya untuk belanja secara mobile. Namun, sedikit yang memahami bagaimana Google Assistant dibangun.

get-pixels-google-assistant-working-other-android-devices.1280x600

Google assitant bekerja di perangkat android

Sama seperti Siri, Asisten Google memiliki kepribadian unik tersendiri. Perusahaan memiliki tim terpisah yang mengerjakannya, dipimpin oleh mantan programer Pixar Emma Coats. Menurut Wired, departemen ini bekerja dalam iterasi, dengan serangkaian pertanyaan dan menciptakan jawaban, seringkali lucu. Jawabannya kemudian diserahkan ke tim pengembang.

Tim tersebut mengakui bahwa Google Assistant sedang belajar berfungsi tanpa bantuan manusia. Algoritma mengumpulkan permintaan manusia dan bereaksi sesuai. Mesin belajar adalah salah satu tren chatbot AI terbaru , dan Google sepertinya mengikutinya. Fernando Pereira, kepala proyek NLU dari Google, mengklaim bahwa bot tersebut akan segera secara implisit belajar daripada diajarkan. Kumpulan gagasan dan praktik ini sering disebut sebagai ‘Transisi.’

3. Alexa

Alexa adalah rumah pintar agen virtual. Tidak seperti solusi pengenalan suara lainnya, yang satu ini hanya tersedia melalui perangkat Amazon seperti Echo. Amazon memungkinkan pengembang pihak ketiga menambahkan ‘keterampilan’ (layanan yang sesuai dengan platform).

Windows-Speech-Recognition-2-Featured-v2-compressor

Alexa dari Amazon

Pada bulan November 2016, Amazon mengumumkan bahwa mereka akan membuat teknologi pengenalan suara Alexa terbuka. Amazon mempekerjakan beberapa tim untuk merancang dan mengembangkan solusi ini. Perusahaan bahkan telah mendedikasikan sebuah kelompok kerja terpisah sepenuhnya kepada Alexa.

(Bersambung)

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya