Pangeran Arab Saudi Tewas Dalam Perjalanan dengan Helikopter
Riyadh – Salah satu Pangeran Arab Saudi tewas saat helikopter yang ditumpanginya mengalami kecelakaan di dekat perbatasan dengan Yaman. Kabar ini disiarkan saluran televisi Al-Ikhbariya dan dikutip BBC, Senin (6/11). Pengeran tersebut adalah Pangeran Mansour bin Muqrin yang menjabat sebagai Wakil Gubernur Provinsi Asir.
Pangeran disebutkan sedang bepergian bersama sejumlah pejabat ketika helikopter yang membawa mereka jatuh. Penyebab kecelakaannya sendiri hingga tulisan ini dinaikkan belum diketahui.
Namun seperti disiarkan Al Arabiya, sumber-sumber yang dimintai keterangan olehnya mengatakan bahwa helikopter membawa delapan orang termasuk Pangeran. Pangeran tadinya berniat untuk menginspeksi proyek al-Saida al-Sawalha Center.
Sumber lainnya mengatakan kecelakaan terjadi sehari setelah rudal balistik yang diluncurkan kubu Houthi di Yaman ditembakkan ke arah Bandara Riyadh, ibu kota Arab Saudi. Namun misil tersebut berhasil dicegat.
Sebagaimana diketahui, Pangeran Mansour bin Muqrin adalah putra Muqrin bin Abdulaziz al Saud, yakni Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi yang menjabat dalam waktu singkat, Januari hingga April 2015. Posisi Muqrin saat itu langsung digeser saudara tirinya, Salman bin Abdul Aziz al Saud yang kini sudah menjadi raja Arab Saudi. Pangeran wafat meninggalkan dua putrinya, hasil dari pernikahan dengan Putri Saud bin Fahd Al Saud pada 2013 lalu.
Sama halnya dengan penyebab kecelakaan, nasib penumpang lain di dalam helikopter tersebut pun belum diketahui. Namun, mengutip media Okaz, ada kabar yang belum terkonfirmasi yang menyebutkan bahwa tak ada yang selamat dalam insiden itu.
Terjadi di Saat Adanya Penangkapan Besar-besaran oleh KPK-nya Arab Saudi
Pastinya, tanda tanya besar masih menyelimuti kelamnya berita tragis ini. Pasalnya wafatnya Pangeran terjadi di tengah adanya penangkapan besar-besaran sejumlah pangeran dan pejabat Arab Saudi yang terseret kasus dugaan korupsi. Sebanyak sebelas pangeran dan empat menteri ditangkap oleh badan antikorupsi pimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang baru resmi dinyatakan berdiri dalam hitungan jam.
Seperti ramai diberitakan, organisasi pemberantasan antikorupsi tersebut mendapat pro dan kontra terkait motif pembuatannya. Ada dugaan pembuatan ini dilakukan untuk mengukuhkan posisi Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebagai pemimpin Arab Saudi selanjutnya.
Panasnya pemberitaan penangkapan lantaran turut menyeret salah satu orang terkaya di dunia. Dari 11 Paneran, 4 Menteri, dan belasan mantan Menteri sudah ditahan sejak Sabtu malam (4/11). Salah satunya adalah Pangeran Alwaleed bin Talal, bos King Holding Company, yang namanya masuk daftar orang terkaya di dunia versi Forbes.
Pangeran Alwaleed bin Talal diketahui punya investasi di sejumlah perusahaan ternama seperti Twitter, Apple, News Corporation, Citigroup, jaringan hotel Four Seasons, dan perusahaan layanan berbagi transportasi asal Amerika Serikat Lyft. Alwaleed adalah cucu dari pendiri Arab Saudi, Raja Abdulaziz al-Saud, dan keponakan Raja Salman.
Selain itu, ada juga nama lain yang diduga ditangkap adalah Kepala Staf Istana Kerajaan Khaled Al-Tuwaijri, Pengusaha Media Waleed Al-Ibrahim, dan Pangeran Turki Bin Nasser. “Raja Salman memerintahkan inisiatif antikorupsi baru sebagai bagian dari agenda reformasi aktif yang bertujuan menanggulangi masalah terus-menerus yang telah menghambat usaha pembangunan di Kerajaan dalam beberapa dekade terakhir,” demikian siaran pers Kementerian Komunikasi Arab Saudi.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: