Pelaku Teror Barcelona Ditembak Mati
SUBIRATS – Dipastikan sudah, Polisi Spanyol telah menembak mati teroris Barcelona yang membunuh 14 orang dengan sebuah van pekan lalu. Teroris bernama Younes Abouyaaqoubitu ditembak di kawasan Subirats, Spanyol selatan, 40 kilometer dari Barcelona.
Keberadaan Abouyaaqoub yang berusia 22 tahun itu sendiri berhasil terlacak setelah dilakukan pemburuan selama lima hari. Polisi segera menembaknya lantaran pelaku sempat mengangkat sabuk yang diduga merupakan bahan peledak. Ia pun meneriakkan “Allahu Akbar”. Pasukan penjinak bom pun bereaksi cepat dengan mengerahkan robot untuk mendekati dirinya. Namun setelah didekati, bahan peledak tersebut ternyata palsu.
“Sesaat sebelum pukul 5 sore, polisi menembak Younes Abouyaaqoub, sopir van dalam serangan yang menewaskan 14 orang di Barcelona,” ujar Kepala pemerintah daerah Catalonia, Carles Puigdemont, dalam sebuah konferensi pers. Dia mengatakan sabuk bom itu ternyata palsu seperti dilansir dari Reuters, Selasa (22/8/2017).
Adapun Keberadaan Abouyaaqoub terendus pihak berwajib setelah seorang karyawan pom bensin melihatnya dan langsung menelepon polisi. Polisi menemukan Abouyaaqoub bersembunyi di kebun anggur dan menembaknya hingga mati, satu kilometer di jalan di samping pabrik pengolahan limbah.
Seperti sudah diberitakan, Abouyaaqoub telah buron sejak Kamis malam (17/8) setelah melaju dengan kecepatan tinggi ke kerumunan pejalan kaki di sepanjang jalan paling terkenal di Barcelona, kawasan wisata Las Ramblas. Kejadian tersebut merupakan tragedi paling mematikan di Spanyol dalam lebih dari satu dekade.
Rencana Kedua
Aksi teror mengerikan yang dilakukan Abouyaaqoub tersebut diyakini sebagai bentuk dari rencana kedua akibat gagalnya rencana pertama. Hal ini diungkapkan polisi Spanyol yang memastikan salah seorang dari 12 orang anggota jaringan teroris tewas dalam ledakan di Alcanar, Rabu (16/8). Orang tersebut tak lain adalah seorang imam bernama Abdelbaki Es Satty (40) yang diduga kuat membuat para penyerang menjadi radikal. Dia juga diyakini memiliki jaringan pemuda radikal di Ripoll, sebuah kota kecil di Pyrenees, di mana beberapa tersangka–termasuk Abouyaaqoub tumbuh dan tinggal.
Adapun tewasnya Es Satty terjadi di sebuah rumah, tempat para teroris merancang bahan peledak. Polisi baru mengetahuinya setelah menggerebek apartemennya pada hari Sabtu (19/8). Di sanalah polisi menemukan jejak bahan peledak berupa triacetone triperoxide (TATP), yakni bahan peledak untuk bom rakitan, yang khas digunakan oleh kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah ( ISIS). Selain itu terdapat juga 120 tabung gas di sana.
Melansir media Spanyol yang dikutip AFP, Senin (21/8), imam ES Satyy sudah hilang sejak hari Selasa. Kepala Kepolisian setempat Josep Lluis Trapero lantas mengindikasikan bahwa tersangka sudah tewas dalam kecelakaan ledakan di rumah tersebut, jeda semalam saat serangan van dilakukan Abouyaaqoub terjadi. Ia menduga kesalahan tersebut mendorong pelaku lainnya mengubah rencana serangan dengan menggunakan kendaraan untuk menghantam kerumunan orang di jalan raya Las Ramblas.
Serangan yang diduga rencana kedua tersebut pun terjadi di Kota Pantai Cambrils, beberapa jam setelah kejadian di Las Ramblas, dan menewaskan satu perempuan. Polisi yang menembak dan membunuh kelima penyerang di Cambrils pun hanya menemukan sabuk peledak palsu dan pisau dari para penyerang tersebut.
W. Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: