Guru Penyebar Fitnah dan Ujaran Kebencian di Probolinggo Akhirnya Minta Maaf
Probolinggo – Seorang guru madrasah di Kabupaten Probolinggo yang diciduk polisi karena melakukan ujaran kebencian akhirnya meminta maaf. Guru penyebar fitnah itu menyesal setelah mengunggah foto editan yang menampilkan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di sebuah acara dengan meja bertaplak logo PKI.
Seorang guru berinisial Y itu meminta maaf secara terbuka di Mapolres Probolinggo. Sebelumnya ia sebagai tersangka oleh polisi karena perbuatannya itu.
“Kepada Presiden Jokowi, Ibu Megawati, dan PDI-P, saya meminta maaf yang sedalam-dalamnya. Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan saya. Jika saya mengulangi, saya bersedia diproses,” katanya di Mapolres Probolinggo, Kamis (30/8).
Baca Juga:
- Perangi Ujaran Kebencian di Myanmar, Facebook Akui Lamban Bertindak
- TGB Harap Ruang Publik Bersih dari Ujaran Kebencian
- Khutbah di Masjid-masjid Lingkungan Pemerintah Terindikasi Radikal, Paling Banyak Berisi Ujaran Kebencian
Menurut Kapolres AKBP Fadly Samad, Y ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 45 UU ITE dengan ancaman enam tahun penjara. Guru tersebut ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi atas dugaan mengunggah dan menyebar gambar di Facebook hingga menuai beragam komentar.
“Tersangka mengunggah gambar editan yang mengandung unsur kebencian. Gambar tokoh dengan logo palu arit. Sekarang tahun politik. Jadi harus bijak menggunakan medsos dan hati-hati sebelum memosting,” ungkapnya.
Y mengaku mendapatkan gambar itu dari grup WhatsApp. Dengan nada penuh penyesalan ia berdalih tak memiliki niat apapun saat mengunggah gambar ke Facebook.
Namun kalimat di Facebook-nya justru bertuliskan, “Masih mau milih ini luuuurrrrr….”.
Y, yang berinisial lengkap YY, adalah warga Desa Sebaung, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Guru berusia 30 tahun itu mengaku hanya iseng. Namun keisengannya justru berakhir pada pemanggilan polisi.
Pasalnya gambar yang ia sebarkan tersebut dinilai menyebarkan ujaran kebencian. Terlihat ada Jokowi dan Megawati tengah berdiri bersama. Lalu terdapat tambahan gambar partai palu dan arit dengan caption komentar ‘arep milih iku tah.. mikir.. dolor’ dan ‘gue najis pilih jokowi’.
Unggahan itu terpantau tim cyber Polres Probolinggo. “Kita melaksanakan patroli cyberdi salah satu grup facebook, yaitu Suara Rakyat Probolinggo. Kita menemukan gambar dengan tulisan, yang mirip bapak presiden dan ibu megawati. Setelah kita cek ini ternyata editan,” ujar Fadly.
Dengan ditemukan gambar itu, polisi kemudian melakukan penyelidikan. Sehingga wanita itu ditangkap di tempat mengajarnya, di salah satu madrasah di Desa Tulupari, Kecamatan Tiris.
“Kami melakukan penangkapan. Ia sudah menyebarkan berita yang mengandung unsur kebencian, dan juga terkait dengan SARA,” katanya melanjutkan.
Sementara YY mengaku, editan yang dilakukan olehnya itu karena dipengaruhi oleh emosi. Dikatakannya, sebagai pendukung Prabowo, ia ingin menunjukkan kelemahan lawan politiknya.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: