Connect with us

Simpanse Menggunakan Alat Tanpa Perlu Belajar dan Mengamati

Manusia dan hewan biasanya belajar melalui pengamatan – Anda melihat orang lain melakukan sesuatu, Anda menyerap pengetahuan ini dan membangun keterampilan Anda. Begitulah kesimpulan para ilmuwan ketika simpanse belajar menggunakan alat.

Namun, pengamatan terbaru mengungkapkan bahwa simpanse dapat menggunakan barang dari lingkungan sekitar untuk mencapai yang mereka inginkan tanpa perlu mengamati perilaku orang lain.

Ilmuwan dari Universitas Birmingham, dan Universitas Tübingen mengungkapkan bahwa simpanse (Pan troglodytes ) menggunakan tongkat untuk meraup permukaan air untuk alga. Periset sedang mencari kembali terjadinya perilaku penggunaan alat seperti pada hewan yang selama ini di dalam kandang.

Simpanse liar melakukan hal ini setiap saat untuk mengumpulkan makanan, tapi para ilmuwan berpikir untuk belajar perilaku seperti itu dari satu sama lain. Para ilmuwan menyediakan simpanse di Twycross Zoo dengan wadah berisi air dengan potongan makanan mengambang. Mereka berhasil menggunakan tongkat tanpa harus mempelajarinya dari pengamatan. Mereka melakukannya secara spontan dan naluriah.

Ini mungkin terdengar seperti kesimpulan yang membosankan, namun kenyataannya sangat menarik dan menantang untuk mengetahui pemahaman simpanse dalam sains. Secara umum diasumsikan bahwa mereka harus melihat orang atau simpanse lain, bertindak untuk mempelajari keterampilan tertentu. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa kemampuan, seperti menggunakan alat, secara independen dalam repertoar tingkah laku mereka.  Kita selama ini menganggap mereka belajar melalui observasi? Ilmuwan mengatakan memandang mereka seperti manusia. Manusia belajar melalui pertukaran budaya, tapi keterampilan paling dasar tidak memerlukan pengamatan atau pengajaran yang ekstensif.

Jelas, manusia dan simpanse berhubungan secara genetis. Inilah sebabnya mengapa diasumsikan perilaku cara belajar mereka mungkin mirip.  Elisa Bandini, salah satu penulis studi tersebut, menjelaskan: “Kepercayaan yang umum dipegang adalah bahwa perilaku simpanse bersifat kultural, sama seperti bagaimana budaya manusia berpindah antar kelompok. Tapi jika memang demikian, naif jika perilaku yang sama seharusnya tidak pernah terjadi lagi. Tak seorang pun, bisa secara akurat menemukan kembali bahasa yang sudah punah “.

Tapi mengapa begitu mengejutkan? Simpanse yang hidup di kandang mampu dengan mudah menggunakan tongkat seperti simpanse liar. Tapi, kemampuan menggunakan alat ini mengindikasikan simpanse adalah hewan paling cerdas di alam.

K.R – Sumber: Birmingham University

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya