Connect with us

AC Milan Tak Lolos FFP dan Terancam Sanksi UEFA

AC Milan
AC Milan terancam Sanksi UEFA.(Istimewa)

Badan sepak bola Eropa, UEFA resmi menyatakan bahwa klub AC Milan tidak lolos aturan Financial Fair Play (FFP). Dalam investigasi UEFA, raksasa Italia itu terbukti mempunyai kondisi keuangan yang tidak sehat selepas dibeli oleh konsorsium China.

Dalam aturan FFP, setiap klub di Eropa tidak diperkenankan mempunyai utang yang besar dan juga tidak diperkenankan berbelanja pemain terlalu besar. Prinsip dasarnya, aturan ini memaksa tiap klub untuk setidaknya “imbang” dalam menggelontorkan uang saat belanja pemain.

Dalam kasus AC Milan, investigasi UEFA menemukan fakta bahwa manajemen juara Liga Champions 7 kali itu dianggap kesulitan dalam pengembalian utang. Saat diambil alih oleh Li Yonghong, ternyata uang pembelian itu didapatkan dari perusahaan hedge fund Amerika Elliot Management.

Baca Juga: Juventus Gulung AC Milan dan Bawa Pulang Coppa Italia

Tak tanggung, Rossoneri harus mengembalikan uang pinjaman sebesar 250 juta pounds lebih dan juga bunga yang mencapai 40 juta pounds. Jatuh tempo pembayaran ini pada Oktober 2018. UEFA pun menganggap pihak manajemen, setelah investigasi mendalam, tidak punya kepastian apakah bisa melunasi utang-utang tersebut.

“Secara khusus, Kamar Investigasi CFCB (badan pemeriksa keuangan klub Eropa) menilai ada banyak ketidakpastian, di antaranya adalah pembiayaan kembali utang dan catatan untuk membayarnya pada Oktober 2018,” demikian pernyataan UEFA.

AC Milan Terancam Sanksi

Jika dalam persidangan FFP yang rencananya digelar Juni nanti Milan terbukti bersalah, klub Serie A ini akan terancam mendapatkan sanksi. Pertama, dilarang melakukan aktivitas jual-beli pemain. Kedua, terancam didiskualifikasi dari Liga Europa. Ketiga, mendapat denda yang besarannya sesuai dengan tingkat pelanggaran.

Jika Milan didiskualifikasi dari Liga Europa, Atalanta yang finis di bawah mereka di Serie A akan langsung masuk ke penyisihan grup, sedangkan Fiorentina akan mengisi slot Atalanta sebelumnya di babak kualifikasi. Sebuah kerugian besar bagi Milan tentu saja, karena mereka harus bersusah payah hingga akhir musim untuk memastikan tiket Liga Europa tak lepas dari genggaman.

Selain itu, larangan aktivitas jual-beli pemain juga akan menjadi rintangan berat bagi Milan. Dengan komposisi skuat saat ini, Il Diavolo Rosso sangat butuh pembenahan di sektor penyerang, dan mereka sudah mengantongi beberapa nama untuk didatangkan musim depan. Masalahnya, jika hukuman FFP menimpa Milan, takkan ada transfer masuk yang bisa mereka lakukan di bursa transfer musim panas nanti.

Dwi

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya