Connect with us

Acer Rilis Desktop Gaming Predator Orion 9000

Acer Predator Orion 9000.(Foto:Pcworld.com)

Jakarta – Acer dikenal rajin dalam meluncurkan PC gamingnya ke Tanah Air. Kini Acer memboyong PC terbarunya ke Indonesia, yang bernama Predator Orion 9000 (PO9-900) dengan harga mencapai Rp.89.999.000.

Sebelumnya Acer baru saja merilis notebook gaming Predator Triton 700 pada bulan Januari lalu. Namun saat ini Acer kembali rilis PC gaming terbaru Predator Orion 9000 (PO9-900). Perangkat desktop gaming saat ini dikatakan sebagai perangkat modern dan terbaru yang telah mendapatkan dukungan prosesor Intel Core i9 X-Series dengan 10-core dan  20-threads.

Andreas Lesmana selaku Product Manager Gaming Series Acer di Indonesia mengatakan, bahwa perangkat ini merupakan tepat bagi para pecinta game alias gamer untuk mencobanya dan memiliki Predator Orios 9000 ini.

 “Perangkat ini merupakan desktop paling mutakhir dari lini gaming series kami. Kami menyisipkan prosesor Intel Core i9 X-Series untuk menunjang performa permainan,” kata Andreas.

Tidak hanya dibekali dengan prosesor terbaru dari Intel untuk menampilkan performa terbaik, desktop ini juga telah membawa sistem pendingin yang mumpuni untuk menjaga suhu perangkat agar tetap terjaga dengan adanya teknologi Cooler Master Liquid Cooling dan IceTunnel 2.0.

“Agar suhu perangkat tetap terjaga, kami juga telah menyertakan teknologi Cooler Master Liquid Cooling dan IceTunnel 2.0 untuk menjaga suhu tetap terjaga dengan lima kipas berukuran 120 mm di sisi depan, atas dan belakang. Predator Orion 9000 adalah desktop gaming terbaik dengan desain gahar dan performa dahsyat,” imbuh Andreas, Product Manager Gaming Series Acer di Indonesia.

Performa dan spesifikasi yang terbilang sangat menarik dari Acer, tentu harga jualnya tidak semurah yang dibayangkan. Karena Desktop Predator Orion 9000 (PO9-900) tersebut akan hadir di Indonesia dengan memiliki harga mencapai Rp.89.999.000,- yang bisa didapatkan lewat pembelian online di Acer eStore dan jalur retail online lainnya.

Sementara itu untuk pembelian khusus selama 5-28 Februari, pembeli akan diberikan bonus perangkat Acer Windows Mixed Reality seharga Rp.7.500.000,-.

Devi

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

TEKNOLOGI

Apple Bakal Hadirkan Mode Siri Secara Offline?

Oleh

Fakta News
offline
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Apple dikabarkan telah melakukan pengajuan paten baru bertajuk “Offline Personal Assistant” dengan mempertimbangkan penambahan mode offline untuk Siri. Informasi dipublikasikan langsung oleh United States Patent and Trademark Office (USPTO).

Seperti yang telah diketahui, Asisten Virutal Siri hanya bisa bekerja jika pengguna terhubung dengan internet. Dengan adanya Siri mode offline, Siri dapat memproses beberapa perintah disaat pengguna tidak terhubung dengan internet.

Paten ini menjelaskan secara detail rencana pengembangan teknologi tersebut. Salah satu poinnya adalah penggunaan Siri saat offline dengan module atau sistem terintegrasi untuk menjadi asisten personal yang tidak terhubung ke internet.

Module tersebut akan berisi beragam elemen meliputi speech synthesis, pemrosesan dialog, konversi phonetic alphabet berdasarkan kosa kata standar dan yang dibuat oleh pengguna, serta pemrosesan Natural Language dalam bentuk module.

Jumlah kata yang dikenal dan masuk dalam struktur antrian ini akan menentukan kemampuan Siri untuk dapat digunakan saat tidak terhubung ke internet.

Menurut data USPTO, paten ini didaftarkan pada bulan September 2017 lalu. Sejumlah gambar dari dokumen paten ini dapat ditemukan di bagian atas.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

TEKNOLOGI

Sudah Ditunggu, Google Glass Bakal Rilis pada 2019?

Oleh

Fakta News
google glass
Google Glass.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Google dikabarkan tengah mengembangkan Google Glass generasi kedua atau model perangkat wearable karya Google ini yang ketiga. Perangkat tersebut diperkirakan akan diluncurkan di pasar pada tahun 2019 mendatang.

Model kaca mata pintar terbaru dari Google ini dikabarkan bakal lebih keren dibandingkan sebelumnya. Perangkat ini ditambahi dengan fitur baru yang diberi nama enterprise edition.

Sesuai namanya, kacamata Google Glass Enterprise Edition menyasar dirilis khusus untuk pekerja industri manufaktur. Fitur augmented reality (AR) yang tersemat pada kacamata pintar tersebuut menamilkan animasi berisi intruksi manual dan panduan perakitan.

Strategi ini dianggap berhasil, sehingga Google kembali menghadirkan Glass Enterprise Edition generasi kedua. Informasinya terendus dari situs sertifikasi FCC, dengan nomor model A4R-GG2.

Sekilas, desainnya masih identik dengan generasi pertama. Letak tombolnya masih sama, dengan mekanisme engsel yang membuat perangkat bisa dilipat. Ada tombol daya di bagai belakang, lengkap dengan logo “Glass”.

Dilansir dari Kompas Tekno, menurut sumber dalam, peningkatan akan lebih terasa pada pengalaman penggunaan dan spesifikasi. Prosesor kacamata pintar ini bakal lebih mumpuni, begitu pula ketahanan baterai.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Sinergi Litbang Harus Hasilkan Outcome

Oleh

Fakta News
Ilustrasi Outcome Litbang Harus Dirasakan Industri dan Masyarakat

Jakarta – Kemristekdikti mendorong sinergi lembaga penelitian dan pengembangan (litbang), dapat berujung pada outcome. Dalam hal ini, sinergi bisa memaksimalkan pemanfaatan hasil penelitian oleh pihak industri dan masyarakat.

Hal ini disampaikan Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi Kemristekdikti, Kemal Prihatman. Menurutnya, sinergi yang selama ini terjalin belum mencapai tujuan sepenuhnya.

“Sinergi ke depan mengarah kepada ‘outcome’ (hasil akhir),” katanya, di Yogyakarta, Jumat (16/11).

Kemal sendiri ke Yogyakarta dalam rangka sinergitas penguatan kelembagaan Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUI). Di sana ia mengatakan selama ini sinergi yang cenderung terjadi adalah sinergi proses.

Baca Juga:

Dari situ, hanya berlanjut kepada sinergi output. Sedangkan pada tahap selanjutnya, sinergi harus ke arah menghasilkan outcome.

Dia menuturkan output (keluaran) suatu lembaga litbang antara lain berupa publikasi riset, jumlah kegiatan riset, dan jumlah hasil riset yang sudah dipatenkan.

Berbeda dengan outcome, menurutnya hal ini berkaitan dengan manfaat yang dirasakan pihak ketiga yakni industri dan masyarakat.

“Outcome itu terkait kemanfaatan kepada stakeholder (pemangku kepentingan), pihak ketiga, ada tidak masyarakat dan industri yang memanfaatkan,” ujarnya.

Masih katanya, harus ada sinergi dengan pihak industri dan masyarakat sehingga tidak hanya sinergi proses yang terjadi antar lembaga litbang. Sudah harus lebih pada ke hilirisasi dan komersialiasi produk.

“Saya melihat sinergi baru proses dengan proses saya ke depan ingin sinergi ke output lalu outcome,” ujarnya.

Baca Selengkapnya