Ada Ari Soemarno di Balik Pencopotan Dwi Sutjipto dan Elia Massa Manik
Pemecatan Dwi Soetjipto dan Elia Massa Manik
Salah satu karakter khas Rini Soemarno dalam meletakkan manajemen kepentingan di Pertamina yaitu melakukan “penempatan kamuflase” untuk menutupi permainan sesungguhnya dengan menempatkan orang-orang yang bukan bagian dari kelompoknya, namun mengimbangi orang yang sudah “dikader” untuk dijadikan subordinat kepentingan Rini di Pertamina. Sekaligus menjadi bagian dari jaring-jaring kakaknya Ari Soemarno.
Presiden Jokowi sendiri kerap tidak sadar atas permainan Rini Soemarno, dan ini terjadi pada kasus Dwi Soetjipto. DS adalah pilihan Presiden Jokowi, awalnya Rini bisa menyetir DS, dan membiarkan DS merapat juga ke Ari Soemarno, ada semacam komitmen diam-diam DS memberikan sedikit ruang pada Ari Soemarno untuk tetap bermain, agar posisi DS aman.
Namun DS mulai bermain disini, ia membiarkan Sudirman Said perang dengan Petral namun juga pelan-pelan menggebuk ‘orang-orang Ari Soemarno’ di tubuh ISC. Dalam permainan ini, DS berharap kendali perdagangan Pertamina tidak dilakukan lagi oleh para makelar-makelar minyak seperti Riza Chalid dan Ari Soemarno, dua orang makelar minyak paling kakap di negeri ini. DS mulai membangun Pertamina seperti BUMN yang sehat, transparan dan akuntabel. Namun ia juga harus pintar pintar dalam semua intrik di Pertamina. DS dengan cerdas membiarkan Sudirman Said dengan koneksi koneksi KPK-nya yang mendapatkan rekaman soal Novanto dan Riza Chalid, tapi disisi lain DS juga mulai mencari data permainan Ari Soemarno.
Namun aksi DS ini dibaca oleh Ari Soemarno lewat informan di dalam manajemen Pertamina, bahwa DS mulai menyoroti soal perdagangan gelap Ari Soemarno, dari sinilah kemudian Ari Soemarno meminta adiknya Rini Soemarno untuk menghadang aksi DS, lalu Rini memasang posisi Wakil Direktur Utama, Ahmad Bambang. Posisi Ahmad Bambang atau lebih dikenal AB ini menjadi heboh di kalangan internal Pertamina, karena dibaca sebagai upaya merontokkan DS dengan politik “Matahari Kembar”.
Ada catatan Ari Soemarno dan Sudirman Said, soal minyak Libya yang dibangunnya sejak 2006, dan pernah menjadi penyebab ditendangnya Ari dan Dirman keluar Pertamina, karena melakukan proses impor minyak Libya tanpa tender, dari sinilah kemudian permainan diulang kembali.
Dwi Soetjipto rupanya sudah membaca bahwa ia sedang mendapat serangan dari kelompok Ari Soemarno lewat penempatan AB, tapi entah kenapa DS seakan punya naluri untuk menyelamatkan Pertamina dari kangkangan mafia Ari Soemarno, ia ingin mengembalikan Pertamina sebagai khittah-nya sebagai Perusahaan Minyak Nasional yang bertanggung jawab terhadap jutaan rakyat Indonesia, karena jantung dari Pertamina saat ini adalah “politik impor minyak” karena adanya system perdagangan rente didalamnya, dinilai bisa menyengsarakan banyak orang. Namun Ari Soemarno, juga menolak kalah terhadap DS, ia terus melaju dengan mempermainkan impor minyak.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: