Ada Kasus Mirip First Travel di Cilegon
Cilegon – Sebuah kasus mirip First Travel ditemukan di daerah Cilegon, Banten. Sejumlah calon umrah yang takut bernasib sama dengan para korban First Travel lantas mencoba mencari kejelasan sedini mungkin, sebelum terjadi hal yang benar-benar tidak diinginkan.
Salah satu calon umrah bernama Ulailah Muhtar memilih langsung mengadu dan akan membawa kasus ini ke ranah hukum. Ia merasa ditipu oleh seorang agen travel bernama Lina yang menggunakan CV Griya Amanah sebagai perusahaan yang akan memberangkatkan ke Tanah Suci.
Muhtar yang berusia 44 tahun mendaftar kepada Lina pada 2014 dengan menyetor biaya Rp17,5 juta. Ia lantas dijanjikan akan diberangkatkan umrah tahun depannya, yakni 2015. Namun hingga saat ini, ia belum juga diberangkatkan.
“Saya daftarnya itu Rp17,5 juta, terus enggak berangkat. Saya ingin berangkat, kata agen, kalau mau berangkat, dipotong dulu (uangnya),” katanya di Cilegon, saat meminta bantuan hukum, Selasa (29/8). Ia ingat seseorang menjelaskan padanya bahw pemotongan dilakukan untuk memindahkan dari biro travel yang dipegang Lina ke ageng travel lain agar bisa berangkat. Jumlahnya mencapai Rp2,5 juta.
Sudah dipotong dan belum diberangkatkan, Muhtar malah diminta lagi untuk menyetor tambahan Rp6,5 juta, dengan iming-iming langsung berangkat pada Mei 2015. “Saya iya saja disuruh nambah itu, saya harus nambah lagi Rp6,5 juta,” terangnya.
Namun, lanjut Muhtar, ketika didesak sudah melakukan penipuan, agen itu menjawab tidak. Ia menjelaskan bahwa agen travel yang menjadi tanggung jawab untuk memberangkatkan Muhtar umrah bermasalah. “Alasannya dia enggak nipu, tapi travelnya bermasalah. Memang saya setornya sama dia (agen),” katanya.
Sebelumnya, Muhtar mencoba percaya dan bersabar. Namun dengan terkuaknya kasus First Travel, ia jadi khawatir dan memilih mengambil ranah hukum dengan meminta bantuan kantor advokat Esy & Go di kotanya. “Sempat sih merasa jadi (korban First Travel), cuma dia (agen travel) enggak bilang kalau itu First Travel,” tuturnya.
Kepercayaan Muhtar tak terlepas lantaran Lina merupakan teman pengajian calon umrah lain yang bernama Umi Istiqomiyah. Apalagi, sebelumnya rekannya sudah ada yang berhasil diberangkatkan lewat biro perjalanan Lina. “Awalnya banyak (yang berangkat), tapi setelah itu tidak ada yang berangkat. Kita diminta nambah supaya bisa pindah travel gitu dengan harga Rp20-21 (juta). Jadi kita suruh nambah dari harga normal gitu,” tuturnya.
Sama halnya dengan Muhtar, Umi bersama enam saudaranya asal Semarang juga dimintai tambahan bayaran sebesar Rp5,5 juta. Namun hingga sekarang ia juga belum diberangkatkan.
Rencananya, mereka akan menggugat Lina selaku agen biro perjalanan umrah ke Pengadilan Negeri Serang secara perdata agar uang yang sudah mereka bayar segera kembali. Bahkan Muhtar tak tahu Lina sebenarnya bekerja untuk biro perjalanan apa. Ia hanya tahu Lina memakain nama CV Griya Amanah-yang tidak diketahui itu perusahaan biro perjalanan umrah atau bukan.
W. Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: