Connect with us

Gara-gara Muncul Nama Salim, Prabowo Galau Lagi

Prabowo Galau

Jakarta – Presiden Joko Widodo dikabarkan sudah hampir memegang nama calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam Pilpres 2019. Sementara Prabowo Subianto dinilai sejumlah pengamat masih galau di antara pilihannya. Munculnya nama Salim Assegaf membuat Prabowo galau lagi.

Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, misalnya. Ia menilai Prabowo yang Ketua Umum Gerindra itu dilema memilih antara Habib Salim Segaf Al Jufri atau Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ya, dilema Prabowo ini, menurut Said, terjadi seiring munculnya nama Salim Segaf Aljufri. Ia diusung Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPFU) sebagai kandidat wapres untuk Prabowo.

Kemunculannya pun membuat bursa kandidat cawapres kian rumit. Said mengatakan akan lain ceritanya bila pesaing AHY bukan Habib Salim.

“Kalau saja bukan nama Habib Salim yang dimunculkan, mungkin nama cawapres Prabowo bisa lebih cepat disepakati oleh Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Demokrat,” katanya.

Baca Juga:

Seperti diketahui, sebelumnya ada empat nama yang diisukan akan menjadi cawapres Prabowo. Sebelum AHY menguat, muncul nama-nama seperti Ahmad Heryawan dari PKS. Lalu Zulkifli Hasan dari PAN, dan Anies Baswedan.

Adapun sebelum munculnya nama Habib Salim, AHY digadang-gadang jadi kandidat terkuat. Hal ini, menurut Said, karena PAN tidak terdengar sangat ngotot mengajukan Zulkifli Hasan.

Kalaupun ada pesaing AHY terkuat, orang itu kemungkinan adalah Anies yang bukan dari partai. Tapi kata Said, tak ada dorongan kuat untuk Anies maju. Aher pun menurutnya tak memiliki elektabilitas sekuat AHY.

“Jadi, kalau empat ketua umum parpol itu duduk semeja, misalnya, perdebatan nama cawapres diantara mereka saya kira hanya akan berpusat pada dua nama saja: AHY dan Aher,” jelasnya.

Said melanjutkan, jika dari sejumlah nama tadi mengerucut dan menyisakan AHY dan Aher, putra dari SBY masih lebih diunggulkan. Ia pun menilai Prabowo lebih memilih AHY.

Bagi Said, Aher belum cukup populer dibandingkan AHY, Tingkat popularitas, dukungan dan pengaruh mantan Gubernur Jawa Barat itu dianggap masih ringan.

Sementara AHY, lanjut Said, punya peluang unggul di kalangan pemilih milenial. Terlebih pemilih milenial kini mulai meningkat kesadaran untuk berpartisipasi dalam pemilu. Jadi makin jadilah Prabowo galau.

“Nah, posisi AHY yang sudah menguat ini sekarang terancam karena GNPFU ternyata tidak mengusulkan nama Zulhas, Anies, Aher, atau nama lain sebagai cawapres bagi Prabowo. Tetapi mereka justru menawarkan nama Habib Salim yang sebelumnya tidak terlalu diunggulkan,” ujarnya.

Ia melihat Habib Salim justru bisa memusingkan kubu oposisi. Dengan kata lain, sosok Habib ini tak bisa diremehkan jika lawannya adalah AHY. Sebab menurut Said, Habib Salim punya keunggulan dibanding Aher, Zulkifli, maupun Anies.

“Dia (Salim) non-jawa, mantan dubes, mantan menteri, dan lebih dari itu ‘maqom’ Habib Salim tidak sama dengan Aher,” ujarnya.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya