Connect with us

Negosiasi Alot Kontrak Andrea Dovizioso dan Ducati

Ducati
Dovizioso dan Gigi Dall'Igna.(GpOne)

DUCATI adalah satu-satunya tim pabrikan papan atas yang belum menentukan siapa pebalapnya untuk musim 2019 dan 2020. Baik Andrea Dovizioso maupun Jorge Lorenzo akan habis kontrak di penghujung musim ini.

Bos Ducati sendiri sempat bilang di awal musim ketika meluncurkan Desmosedici GP18 bahwa timnya akan mencoba mempertahankan kedua pebalap. Namun, sayangnya rencana ini bakal kunjung susah.

Jorge Lorenzo masih belum menemukan performa terbaiknya bersama tim Italia ini. Di Jerez, meski sempat memimpin di 7 putaran awal, Jorge justru terlibat kecelakaan yang menyebabkan rekan setimnya gagal finis.

Baca Juga: 4 Momen Dovizioso Gagal Finis karena Pebalap Lain

Hal ini pun membuat petinggi Borgo Panigale mengevaluasi penampilan Lorenzo. Posisi Lorenzo sedikit tidak aman dibandingkan Dovizioso yang mempunyai performa lebih baik sejak musim 2017.

Dovi justru “tidak menyenangkan” pihak Ducati. Proposal perpanjangan kontrak yang disertai kenaikan gaji ditampik oleh Andrea. Gaji Dovi sebelumnya berkisar 2,5 juta euro per tahun. Pabrikan yang bermarkas di Bologna ini pun menaikkan gaji hingga 5 juta euro.

Dovi menginginkan lebih karena prestasinya mampu mengangkat tim yang pernah juara dunia bersama Casey Stoner sebagai pesaing juara dunia lagi di musim lalu. Pebalap Italia ini menginginkan bayaran 7 juta euro dan kemungkinan posisi sebagai pebalap utama pabrikan Italia ini.

Menurut lansiran GP One, masalah alotnya negosiasi perpanjangan kontrak Dovi dan Ducati bukan hanya soal gaji. Dovi, menurut GP One, menginginkan porsi lebih besar dalam pengembangan Desmosedici.

Namun sebenarnya, kedua kubu ini punya ketergantungan satu sama lain. Ducati membutuhkan Dovizioso dan Dovi membutuhkan Ducati.

Pilihan paling realistis bagi Dovi selain bertahan adalah pindah ke Honda dan Suzuki. Sayangnya, bila ke Honda, pebalap Italia ini tentu akan menjadi nomor 2 Honda dan bila pindah ke Suzuki dengan performa yang belum sempurna, impian juara dunia akan tertutup.

Ducati: Deadline Setelah GP Italia

Gigi Dall’Igna, General Manager Ducati MotoGP, menginginkan jawaban pasti Dovi setelah GP Italia di Sirkuit Mugello, bulan depan. Dall’Igna tak ingin proses itu berlama-lama hingga bulan depan.

“Kami harus segera menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin,” ujar Dall’Igna. “Ini bukan negosiasi yang mudah dan membutuhkan waktu. Di Mugello, kami akan mendapatkan jawaban pasti,” tambahnya lagi.

Ketika ditanya soal nasib Jorge, manajer berambut putih ini menekankan bahwa saat ini fokus utama Ducati adalah memperpanjang masa bakti Dovi. “Setelah itu, kami akan memikirkan pebalap lain,” ujarnya.

Dwi

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya