Connect with us

Anugerah Jurnalis Pertamina 2017, 53 Jurnalis Keluar Sebagai Pemenangnya

Dirut Pertamina Elia Massa Manik memberikan anugerah Jurnalistik Pertamina 2017 pada pemenang katagori Best of The Best.(foto : M Riz)

Jakarta – PT Pertamina (Persero) kembali menggelar malam Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2017 yang ke-15.  Pada AJP kali ini, 53 Jurnalis baik cetak, elektronik, Radio, Fotografer, cameramen, maupun online keluar sebagai jura dalam penulisan karya-karya jurnaliskitnya yang berkaitan dengan program Pertamina. Dari 53 orang tersebut, 32 di antaranya merupakan jurnalis dari berbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia.

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, kemampuan jurnalistik yang tersaji dalam bentuk artikel, video, audio, dan foto yang tersaring dalam AJP bebrkembang dinamis dan merata dari wartawan di seluruh Indonesia. AJP 2017 kali ini sebagian besar pemenangnya merupakan para jurnalis yang setiap harinya mengejar berita dan menjalankan tugas jurnalistik di luar daerah Jakarta.

“Selain memiliki waktu yang lebih banyak untuk mendalami informasi, wartawan di daerah juga memiliki peluang untuk mendeskripsikan kondisi yang terjadi di wilayah operasi Pertamina,” kata Adiatma dalam sambutannya di acara puncak AJP 2017 yang di gelar di Gedung Arsip Nasional Jakarta Pusat, Jumat (17/11).

AJP sendiri merupakan ajang tahunan yang digelar oleh Pertamina, dimana kali ini merupakan yang ke-15 kalinya sejak tahun 2002 silam Pertamina memberikan apresiasi kepada karya jurnalistik Indonesia. Selain hadiah berupa Trophy, Piagam dan uang tunai yakni sebesar Rp20 juta untuk juara III, Rp25 juta juara II dan Rp30 juta untuk juara I.

Untuk melengkapi kegembiraan para juara ini, Pertamina juga akan meminta kepada Dewan Pers untuk memberikan sertifikasi wartawan kepada para juara. Yang tak kalah serunya lagi adalah untuk pemenang dengan kategori “best of the best”, Pertamina memberikan haidah kursus singkat jurnalistik di London, Inggris.

“Kursus Internasional ini dapt memotivasi pemenang untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan keahlian jurnalis untuk terus melahirkan karya yang edukatif dan inspiratif,” ungkap Adiatma.

Sementara itu, Direktur PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik mengaku sangat berterimakasih kepada para dewan juri yang telah susah paya mengevaluasi tulisan-tulisan yang akhirnya ditetapkan 53 peserta menjadi pemengang dalam kompetisi ini.

Dalam sambutannya, Elia Massa Manik mengatakan bahwa di era VUCA yakni Volatility, Uncertainty, dan Ambiguity, peredaran informasi menjadi semakin kompleks. Gempuran media digital serta pertumbuhan platform sosial media semakin membuka arus informasi yang masuk ke setiap individu langsung ke tangan para pemirsa atau pembaca.

“Dalam dinamika ini, peran jurnalis semakin berat, karena dituntut harus tetap menghadirkan berita yang terkonfirmasikan kebenarannya,” kata Massa Manik.

Dia berharap, AJP yang merupakan agenda rutin tahunan ini bisa memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas dan independensi media. “Saya mengajak wartawan untuk sama-sama kita belajar mengembangkan industri migas khususnya di era digital ini,” katanya.

Elia percaya bahwa dalam karya-karya jurnalis tersebut ada masukan-masukan bagi Pertamina. Untuk itu, dia mengaku akan mempelajari tulisan-tulisan tersebut untuk mencari masukan-masukan yang beisa dijadikan bahan evaluasi untuk Pertamina sendiri.

“Kami percaya, dalam karya-karya jurnalis tersebut ada masukan-masukan. Dan saya pribadi juga akan membaca karya-karya untuk mencari masukan-masukan dari tulisan-tulisan itu,” tutur Elia.

Elia menambahkan, Pertamina saat ini sedang melakukan perubahan-perubahan besar dengan satu akselerasi yang lebih tinggi. “Untuk itu, Kami menyadari, bahwa Pertamina itu belum sempurna, masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus kami ketahui dalam rangka tidak saja didalam pemerataan energi, tapi juga untuk kompetitif energi itu sendiri kedepannya,” ungkap Elia.

Didominasi Wartawan Daerah

Pemenang AJP, tampak didominasi wartawan daerah. Menurut Adiatma, ini didorong oleh pilihan tema AJP 2017 tentang, “Pertamina Hadir Wujudkan Ketahanan, Keadilan, dan Pemerataan Energi di Indonesia,” menggambarkan informasi publikasi aktivitas bisnis dan non bisnis yang banyak berlokasi di daerah.

“Selain BBM Satu Harga, tahun ini Pertamina instensif menunjukkan akstivitas di wilayah operasi perusahaan di seluruh Indonesia,” kata Adiatma. Hal ini, tentunya juga tak lepas dari peran para Humas Region dan Anak Perusahaan Pertamina yang tersebar di seluruh Indonesia, dalam melakukan berbagai aktivitas publikasi dengan melibatkan media-media local di sekitar wilayah mereka.

Karya jurnalistik yang masuk dalam penilaian Dewan Juri, jumlahnya mencapai ribuan tulisan, sehingga proses penilaiannya pun berjalan cukup lama, teliti untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Dewan Juri AJP 2017, diketuai oleh Ninok Leksono, beranggotakan pakar dari berbagai bidang, di antaranya Effendi Gazali, Riza Primadi, Onno Widodo Purbo, Berly Martawardaya, Enda Nasution, Komaidi Notonegoro, Eman Sulaeman Nasim, Oscae Motuloh, dan Beawiharta.

Secara keseluruhan, 11 kategori yang dilombakan; Hardnews Media Cetak, Feature Media Cetak, Media Online/Siber, Feature Radio, Feature TV, Foto Essay, Foto Pilihan Juri, Publikasi Olahraga Pertamina, Publikasi CSR, Best of the Best dan Citizen Journalism. Dari 11 katagori tersebut, terdapat 53 pemenang dimana 32 di antaranya merupakan jurnalis dari berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah termasuk pemenang kategori Best of The Best yang dimenangi oleh Nova Wahyudi dari Antara Foto Palembang, yang juga merupakan pemenang juara pertama kategori Essay Foto.

Melalui dua kali pleno10 Dewan Juri dari berbagai bidang dan kompetensi ini, berdiskusi dan mempertimbangkan beberapa indicator untuk memutuskan 3 orang pemenang pada setiap katagori dari 9 katagori. Sementara untu katagori Foto Pilihan Juri, juri menentukan 25 pemenang.

Katagori paling bergengsi, tentu saja katagori Best of The Best. Untuk katagori ini, pemenangnyanya adalah Nova Wahyudi dari Antara Foto Palembang. “Karena karya foto jurnalistiknya orisinil, artistic, dan mampu menyampaikan cerita secara utuh walaupun hanya dengan caption pendek,” kata Ninok.

Massa Manik Warta Ekonomi

Dirut PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik ketika memberi sambutan

Dalam foto essay tersebut, Nova membubuhi karyanya dengan judul “Menjumput Cahaya Malam di Dususn Saruan.” Foto essay itu menggambarkan situasi di Desa Merbau, Ogan Komering Ulu Selatan, yang mendapatkan aliran listrik dari pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Pemanfaatan PLTMH ini, merupakan bagiann dari program CSR Pertamina Refinery Unit III Plaju. Turbin PLTMH yang dibangun di desa tersebut, mampu menghasilkan listrik 10 KwH, dan ini dimanfaatkan oleh 31 keluarga di Dusun Saruan, yang selama ini belum terjangkau listrik.

Adapun pemenang lainnya, di antaranya, untuk katagori Features Media Cetak, peringkat pertama diraih Suparman dari Batam Pos dengan judul karya, “Suka Duka Pertamina  Mendistribusikan  BBM hingga Pulau Terdepan NKRI. Peringkat kedua diraih Hendri Nova dari Harian Singgalang, Padang, dan ketiga diraih Euis Rita Hartati dari Investor Daily, Jakarta.

Kemudian katagori Hardnews Media Cetak, peringkat peratama diraih Aris Prasetyo dari Kompas, Jakarta dengan karya berjudul, “Biaya Distribusi Membengkak.” Kedua diraih oleh Rangga Prakoso dan Euis Rita Hartati dari Investor Daily, serta peringkat ketiga diraih Adiyanto dari Media Indonesia, Jakarta.

Sedangkan untuk katagori Features Online, peringkat pertama diraih oleh Novi Abdi dari Kaltim Pos, Kaltim Balikpapan, dengan karya berjudul,” Hajah Emilia, Kartini Pemasok BBM di Hulu Sungai Mahakam.” Peringkat kedua diraih oleh M. Fikri Halim dari viva.co.id, dan peringkat kediga diraih oleh Annisa Ayu Artanti dari metrotvnews.com.

M Riz dan Nyong Syarief

 

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya