APEC Fokus Bahas Peran UKM di Perdagangan Digital
Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan perundingan tingkat Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) saat ini tengah fokus dalam pembahasan mengenai pera usaha kecil menengah (UKM) dalam perdagangan digital (e-commerce).
Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kemendag, Deny Wachyudi Kurnia, dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (2/9), mengatakan Indonesia terus mendorong APEC agar tetap memprioritaskan inklusivitas, termasuk pembangunan UMKM. Hal ini disampaikan pada rangkaian sidang pejabat senior APEC beserta sidang komite dan subforum di Vietnam akhir Agustus 2017.
Menurut dia, UMKM memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi yang merata. Oleh karena itu perlu pentingkatan kapasitas UMKM agar dapat bersaing secara global.
“Salah satu sasaran penting APEC adalah bagaimana peran UMKM dalam rantai produksi global, termasuk melalui penguatan e-commrece,” kata Deny.
Ia menyebutkan, beberapa agenda yang penting dampaknya bagi Indonesia diantaranya UMKM dalam rantai perdagangan global, keuangan yang inklusif dan pembiayaan modal bagi UMKM, perdagangan bebas di kawasan Asia-Pasifik, dan peningkatan konektivitas. Selain itu juga soal perdaganga jasa, dan perdagangan digital.
Deny menjelaskan, APEC menaruh perhatian khusus pada melesatnya pertumbuhan perdagangan digital. Menurut Euromonitor dan World Bank, penjualan global melalui perdagangan elekronik mencapai US$1,32 triliun pada tahun 2017, atau meningkat dari US$995 miliar dari dua tahun sebelumnya.
“Tingginya pertumbuhan angka penjualan melalui perdagangan elektronik harus dipahami sebagai kesempatan besar bagi UMKM Indonesia untuk memanfaatkan sistem penjualan secara digital. Untuk itu, UMKM harus secepatnya meningkatkan daya saing, memahami skema perdagangan elektronik, dan memanfaatkannya dengan lebih baik,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, APEC juga memonitor keberhasilan kebijakan anggota dalam meningkatkan konektivitas di Asia-Pasifik guna mempercepat dan mempermudah proses perdagangan dan investasi. Beberapa hambatan telah diidentifikasi dan disiapkan langkah penangannya, yaitu terkait logistik, infrastruktur, regulasi, jasa, kepabeanan, dan e-commerce.
Di bidang jasa, lanjutnya, APEC juga mendorong penerapan APEC Services Competitiiveness Roadmap (ASCR) karena sektor jasa merupakan penting bagi efisiensi sektor-sektor yang langsung menopang kegiatan barang, investasi, dan daya saing ekonomi. Indonesia telah menekankan pentingnya pembangunan wilayah pedesaan dan pengentasan kemiskinan dalam proses mencapai komitmen APEV, yaitu terbukanya perdagangan dan investasi di kasawan Asia Pasifik atau Bogor Goals.
“Komitmen Bogor Goals tidak hanya semata-mata mewujudkan keterbukaan perdagangan dan investasi, namun juga memperluat kerjasama pembangunan, mengurangi kesenjangan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial,” jelasnya. (Fitriya – Ipotnews).
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: