Cerita TGB Soal Salat Magrib yang Diimami Jokowi: Bacaan Beliau Sangat Terang
Lombok – Ternyata ada yang menarik saat Presiden Joko Widodo memimpin salat magrib di posko pengungsian di Desa Gangga, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (13/8) kemarin. Hal ini dikemukakan Gubernur NTB TGH Zainul Majdi yang menjadi makmumnya. Katanya, bacaan salat magrib Jokowi sangat terang.
Hal itu dikemukakan sendiri oleh Gubernur yang biasa disapa TGB itu. Orang nomor satu di NTB ini pun sampai berterima kasih pada Jokowi.
“Terima kasih, Bapak Presiden. Magrib yang berkesan,” katanya.
Tak sekadar terkesan, TGB seakan tak kuasa menahan hasratnya untuk bercerita. Sebab menurutnya, salat magrib yang dipimpin Jokowi itu punya pesan tersendiri baginya.
Baca Juga:
- Suntikan Asa dari Jokowi untuk Warga Lombok
- Kunjungi Korban Gempa Lombok, Jokowi Jadi Imam Salat Magrib di Musala Darurat
- Presiden Jokowi Gelar Ratas Penanganan Gempa Lombok di Pengungsian
Apalagi sebelum salat dilakukan, ajudan Jokowi mencoba mengingatkan agar Presiden melakukan ibadah salat di tempat lain. Kondisi musala dadakan yang hanya bertiang bambu dan beratap terpal itu begitu sempit dan rentan roboh.
Tapi Jokowi tetap bersikeras untuk salat di sana. “Datanglah waktu magrib, beliau (Jokowi) ajak kami salat. Ajudan ingatkan, musala tidak layak dan air minim untuk wudu. Beliau tetap berkeras. Jadilah, kami salat di situ,” tutur TGB.
TGB lanjut bercerita. Ketika semua telah siap menunaikan ibadah salat magrib, Jokowi dan TGB saling mempersilakan untuk menjadi imam. Jokowi, kata TGB, lebih dulu memintanya maju.
“Tiga kali kali Pak Jokowi mempersilakan saya jadi imam, ‘Ayo, Tuan Guru,'” ungkap TGB.
Namun TGB, yang lulusan Al-Azhar Mesir, mengaku ingin tahu bacaan salat Jokowi. Ia lalu mempersilakan Jokowi saja yang menjadi imam.
Selain itu, bagi TGB, sebagai tuan rumah tentu ia ingin menghormati tamu, apalagi kepala negara. Akhirnya Jokowi pun maju dan mulai mengimami salat.
TGB, beserta masyarakat salah satu lokasi pengungsian di Tanjung, Lombok, pun mendengarkan bagaimana Jokowi melafalkan bacaan salat, ayat demi ayat.
“Ternyata bacaan beliau sangat terang. Rakaat pertama membaca Surah Al-Humazah dan rakaat kedua membaca Surah Quraish,” ungkap TGB mengomentari bacaan salat magrib Jokowi.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: