Bank Sentral Indonesia, Malaysia dan Thailand Rilis Kerangka Kerja Bersama Settlement Kurs Lokal
Jakarta – Gubernur BI, Agus Martowardojo menyatakan Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia dan Bank of Thailand meluncurkan local currency settlement (LCS) framework sebagai tindak lanjut kesepakatan kerja sama bilateral ketiga bank sentral untuk mendorong penyelesaian perdagangan bilateral dan investasi langsung dalam mata uang lokal.
Agus Martowardojo mengatakan inisiatif ini merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong penggunaan mata uang rupiah, ringgit dan baht dalam transaksi perdagangan dan investasi antara ketiga negara.
“Pembentukan framework LCS tersebut merupakan langkah penting dalam upaya penguatan kerja sama keuangan antara BI, BOT dan BNM,” kata Agus Marto di Gedung BI Jakarta, Senin (11/12).
Agus Marto mengatakan, dalam rangka memfasilitasi operasionalisasi framework LCS tersebut, BI, BNM dan BOT telah menunjuk beberapa bank yang memenuhi kriteria kualifikasi utama untuk memfasilitasi transaksi bilateral.
“Bank-bank yang ditunjuk itu antara lain memenuhi kriteria sebagai bank berdaya tahan dan sehat, memiliki pengalaman dalam memfasilitasi perdagangan antarkedua negara, memiliki hubungan bisnis dengan bank di kedua negara dan memiliki basis konsumen dan kantor cabang yang luas di negara asal,” paparnya.
Agus Marto menyebutkan, untuk operasionalisasi framework LCS rupiah-ringgit, BI dan BNM menunjuk enam bank di Indonesia dan lima bank di Malaysia, yakni:
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT. Bank Central Asia Tbk
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT. Bank CIMB Niaga Tbk
PT. Bank Maybank Indonesia Tbk
CIMB Bank Berhad
Hong Leong Bank Berhad
Malayan Banking Berhad
Public Bank Berhad
RHB Bank Berhad
Sementara itu, untuk operasionalisasi framework LCS rupiah-bath, BI dan BOT menunjuk bank-bank berikut ini:
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
PT. Bank Central Asia, Tbk
PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
Bangkok Bank PCL
Thailand Bangkok Bank PCL
Bank of Ayudhya PCL
Kasikornbank PCL
Krungthai Bank PCL
Siam Commercial Bank PCL
Agus Marto mengatakan, selain peluncuran framework LCS BI, BOT dan BNM, juga diluncurkan perluasan framework LCS bath-ringgit antara BNM dan BOT dengan memasukkan fasilitasi investasi langsung sebagai tambahan dari fasilitasi transaksi perdagangan.
Framework LCS bath-ringgit antara BNM dan BOT ini pertama kali diluncurkan pada 14 Maret 2016. Untuk perluasan framework baht-ringgit, BI dan BOT menunjuk bank-bank sebagai berikut:
CIMB Bank Berhad
Malayan Banking Berhad
Public Bank Berhad
RHB Bank Berhad
Bangkok Bank Berhad
Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Malaysia Berhad
United Overseas Bank Berhad
Bangkok Bank PCL
Bank of Ayudhya PCL
CIMB Thai PCL
Kasikornbank PCL
Krungthai Bank PCL
Siam Commercial Bank PCL
United Overseas Bank (Thai) PCL
Seluruh framework tersebut, yakni rupiah-ringgit, rupiah-baht dan perluasan baht-ringgit mulai beroperasi secara efektif pada 2 Januari 2018.
J.Jams
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: