Connect with us

Baterai yang Bisa Ditekuk, Dilipat dan Berjalan di Aliran Darah

Ilustrasi baterai fleksibel hasil penelitian para ilmuwan China(Ilustrasi: sciendaily.com)

China – Terkesan kaku, kotak, pipih lonjong dank eras, itulah bentuk baterai yang saat ini ada. Dalam waktu dekat, baterai bentuknya fleksibel, bias dililit di pergelangan tangan bak jam tangan. Juga bisa ditekuk dan dilipat seperti buku saku.

Bahkan baterai yang dirancang para peneliti di Pusat Inovasi Kolaborasi Kimia untuk Energi di Universitas Fudan, China, seperti dilansir sciencedaily.com pada Kamis (10/8/2017), dapat berjalan di cairan tubuh atau darah. “Baterai saat ini seperti lithium-ion yang digunakan dalam implan medis, umumnya bentuknya kaku,” kata peneliti senior Yonggang Wang.

Hasil penelitian yang di publish di Journal Chem, 10 Agustus lalu itu, menurut para penelitinya, baterai fleksibel itu awalnya terinspirasi untuk merancang baterai alternatif dari baterai lithium-ion yang biasa digunakan di dunia medis. “Perancangannya, dengan memusatkan perhatian pada tuntutan stres mekanis dari elektronik yang dapat dikenakan seperti smartwatch dan persyaratan keamanan dari elektronik implant,” tutur Wang.

Selain itu, lanjut Wang, sebagian besar baterai fleksibel yang dilaporkan didasarkan pada elektrolit organik atau korosif yang mudah terbakar. Tentu saja, hal itu sangat berbahaya dari segi keamanan penderita. Pasalnya, biokompatibilitas perangkat yang dikenakan buruk. “Apalagi yang dapat disuntikkan,” ujarnya.

Seperti diketahui, langkah-langkah pengamanan untuk baterai yang dapat dipakai dan implant, umumnya melibatkan penguatan struktural untuk mencegah bahan kimia berbahaya keluar dari kebocoran. Sebagai gantinya, para periset, yang dipimpin oleh Wang dan profesor sains makromolekul Huisheng Peng, menukar cairan beracun dan mudah terbakar tersebut untuk solusi sodium-ion yang murah dan ramah lingkungan.

Di antara solusi tersebut, ada dua biokompatibel yang sesuai untuk perangkat implan, karena tidak membahayakan permukaan atau bagian dalam tubuh. Meskipun kebocoran elektrolit masih tidak diinginkan, bahayanya dapat diminimalkan dengan penggunaan larutan garam normal yang dipompa ke dalam tubuh pada kebanyakan perawatan IV, atau media kultur sel yang mengandung asam amino, gula, dan vitamin selain ion natrium dan dengan demikian Meniru cairan yang mengelilingi sel manusia.

Hanya saja untuk merancang baterai implant yang tidak membahayakan kesehatan, tidak semudah membalik telapak tangan. Walau pun bisa dilakukan dengan mudah, namun dalam perancangannya membutuhkan bahan pelindung, sehingga baterai menjadi besar dan tidak dapat dipecahkan.

Karena itulah kemudian, para peneliti merancang dua jenis baterai fleksibel – baterai berbentuk “sabuk” 2D, yang di dalamnya mereka menempelkan film elektroda tipis ke jaring untai baja. Dan baterai berbentuk serat 1D dimana mereka menanamkan nanopartikel bahan elektroda di sekitar tulang punggung nanotube karbon.

Selain menguji cairan biokompatibel, peneliti juga menguji sodium sulfat biasa, larutan yang aman dan cukup inert, sebagai elektrolit cair yang sesuai untuk digunakan pada perangkat yang dapat digunakan secara eksternal. Dengan larutan natrium sulfat sebagai elektrolit, kedua jenis baterai mengungguli sebagian besar baterai lithium-ion yang dapat dipakai dalam hal kapasitas penahanan muatan (indikator berapa lama baterai dapat berfungsi tanpa pengisian ulang) dan keluaran daya untuk ukurannya.

Hasil penelitian dan perancangan itu, ditunjukkan para peneliti, dengan melipat dan membengkokan baterai untuk meniru dampak pembungkus sensor, jam tangan, atau alat serupa di sekitar lengan seseorang. Kapasitas penahanan muatan, hanya sedikit berkurang untuk baterai berbasis garam dan sel-kultur. Hal itu kemungkinan besar, karena kandungan natrium-ionnya sedikit lebih rendah daripada larutan natrium sulfat.

Para peneliti pun membuat baterai berbentuk serat. Hasilnya menunjukkan, adanya kemungkinan aplikasi biomedis. Nanotube karbon yang sama yang membentuk kerangka baterai 1D, juga dapat mempercepat konversi oksigen terlarut menjadi ion hidroksida, sebuah proses yang membahayakan keefektifan baterai jika hal itu dibiarkan tidak terkendali.

Namun, menurt Wang, konversi oksigen sebagai proses yang berdiri sendiri justru menawarkan potensi terapeutik untuk mengobati kanker dan infeksi bakteri. .

“Kami bisa menanamkan elektroda berbentuk serat ini ke dalam tubuh manusia untuk mengkonsumsi oksigen esensial, terutama untuk daerah yang sulit dijangkau obat suntik,” kata Wang.

Deoksigenasi, lanjut Wang, bahkan bisa melenyapkan sel kanker atau bakteri patogen karena sangat sensitif terhadap perubahan pH lingkungan hidup. “Tentu saja ini hipotetis saat ini, namun kami berharap dapat melakukan penelitian ini lebih lanjut dengan ahli biologi dan ilmuwan medis,” pungkasnya.

M Riz

 

 

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya