Connect with us

Belajar Bahagia dari Denmark

Jakarta – World Happiness Report kembali menempatkan Denmark dalam jajaran 3 teratas dari 155 negara sebagai negeri terbahagia. Negeri Skandinavia ini sukses tujuh tahun berturut-turut menjadi negara terbahagia sedunia.

Indonesia di sisi lain justru posisinya semakin turun. Pada tahun kemarin (2017), Indonesia berada di peringkat 81. Tahun ini, posisinya mundur lima belas strip, yakni 96.

Di Asia Tenggara, Indonesia hanya unggul dari Kamboja (120) dan Myanmar (130). Indonesia kalah jauh dari Singapura (34), Malaysia (35), Thailand (46), Filipina (71), dan Vietnam (95).

Denmark memang merupakan negara yang kerap masuk sebagai negara paling bahagia oleh beberapa lembaga sigi. Nah, lembaga ini mengukur kebahagiaan lewat beberapa indikator yang objektif, misalnya data kriminal, pendapatan, dan kesehatan. Ada juga metode kualitatif semisal menanyakan seberapa sering mereka berpikiran negatif dan positif.

Lalu, apa yang menyebabkan Denmark ini kerap terpilih sebagai negara terbahagia?

Memang benar, Denmark memiliki pemerintah yang stabil, tingkat korupsi yang rendah, dan kemudahan akses kesehatan serta pendidikan tinggi. Penduduk Denmark pun dengan sukarela membayar pajak. Padahal, pajak di Denmark ini termasuk yang tertinggi di dunia. Mereka percaya, pajak tinggi itu untuk kehidupan masyarakat Denmark yang lebih baik.

Budaya Hygge dan Kebersamaan

Bukan hanya level kasat mata saja yang bikin Denmark menjadi negeri paling bahagia. Menurut Profesor Marie Helweg-Larsen, ada nilai budaya yang terus-menerus dirawat oleh penduduk Denmark.

“Mereka (orang Denmark) sangat menjunjung tinggi nilai budaya ‘hygge’ (dilafalkan hʊɡə),” tulis Helweg-Larsen, profesor psikologi Dickinson College, di Live Science.

Menurut kamus Oxford, hygge ini berarti interaksi sosial yang sangat berkualitas. Hygge ini juga bisa berupa kata benda, sifat, kerja, bahkan acara dan tempat bisa pula punya sifat ini.

Gampangnya, Hygge ini bersifat nyaman. Atau, lebih tepatnya hygge ini adalah sebuah budaya yang berisi kebiasaan saling berbagi pengalaman apa pun. Intinya, tiap orang Denmark sangat memberi nilai pada hubungan sosial dan saling berbagi atau membantu. Misalnya, menyesap kopi panas dengan teman di depan perapian sama bernilainya dengan piknik bersama di taman d pada musim panas.

Interaksi sosial di Denmark ini memang dibangun dari budaya itu: membuat nyaman rekan dekat. Sebuah keluarga bisa mengadakan malam yang hygge hanya dengan bermain monopoli atau ludo. Bisa juga mentraktir teman dekat makan malam dalam suasana yang nyaman.

Berdasarkan riset, budaya hygge ini dapat merapatkan rasa kebersamaan masyarakat Denmark. Hygge juga mampu menghilangkan stres sekaligus membangun hubungan saling percaya. “Di negara yang sangat individual seperti Denmark, hygge dapat memperkuat kebersamaan dan rasa saling percaya,” ujar Helweg-Larsen.

Kita tahu bahwa di era sekarang, ketimpangan kesejahteraan bisa saja menimbulkan kecemburuan sosial. Ketimpangan ini akan menurunkan sikap saling percaya. Juga meningkatkan sikap antipati terhadap pemerintahan maupun media massa. Pada akhirnya, jumlah pendapatan yang besar tak berbanding lurus dengan kebahagiaan yang didapat.

Nah, bagi masyarakat Denmark, hygge ini membangun keintiman dan kepercayaan dengan sesama. Inilah kunci utama kenapa Denmark sering menjadi negara paling bahagian.

Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sebenarnya punya kelokalan yang bisa merapatkan kehidupan masyarakat. Saling membantu bukanlah hal baru bagi kebudayaan Nusantara. Nilai-nilai ini bisa dikampanyekan dan digunakan untuk meningkatkan indeks kebahagiaan.

Dwi E.

 

 

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya