Berdedikasi dan Sarat Pengalaman
Aulora Agrava Modok, perempuan kelahiran Kupang 18 Maret 1984, akan menggantikan Obed Nelson Matara di DPRD NTT. Aulora Agrava Modok, biasa dipanggil Ola ini menghabiskan waktunya di luar NTT guna menuntut ilmu di Jakarta dengan melanjutkan pendidikan setelah menamatkan SMA di Kota Kupang.
Sejak mahasiswa, Ola aktif dalam pendampingan dan advokasi persoalan rakyat, mulai dari penggusuran hingga pelanggaran HAM yang menimpa masyarakat. Pengalaman sebagai aktifis demokrasi dan HAM tersebut memberikan inspirasi dan aspirasi kehidupan untuk terus menerus membela yang lemah, membantu masyarakat yang tertindas dan bentuk pembelaan lainnya untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.
Pengalaman sebagai aktifis ketika mahasiswa dan ilmu yang didapat dari perkuliahan mendorong Ola mendedikasikan ilmunya untuk kembali ke NTT, untuk membuat hidupnya lebih berarti dan bermanfaat bagi masyarakat NTT. Tidak cukup hanya pendidikan formal, Aulora juga belajar dan menggali pengalaman dari orang lain melalui pendidikan informal, kursus-kursus baik di luar negri maupun di dalam negeri.
Menurut Aulora, kerasnya kehidupan ketika jadi aktifis sambil berjuang membela hak-hak rakyat dan menyelesaikan study di Jakarta, membuat dirinya yakin bahwa hidupnya harus memberi arti dan manfaat bagi masyaralat NTT, keluarga dan nusa-bangsa.
Aulora Agrava Modok, dialah sosok yang akan menggantikan Nelson Obed Matara di DPRD Provinsi NTT karena Nelson memilih bertarung sebagai Calon Bupati Kupang dalam pilkada 2018 ini. Aulora mendapat kesempatan menjadi anggota DPRD NTT karena dalam pemilihan legislatif 2014 lalu menempati urutan kedua dalam perolehan suara.
“Mengedepankan NTT dan membesarkan segala potensinya adalah ikhtiar dirinya untuk mewujudkan kemajuan bersama bagi seluruh tanah tumpah dan darah NTT”, komentarnya ketika ditanya kesiapan menjadi legislator NTT.
Dinamika berorganisasi di tingkat nasional membuat jebolan Fakultas Fisipol, Jurusan Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta ini, tak ragu berjuang bersama 64 anggota DPRD NTT lainnya.
Saat ini, Ola menjabat Wasekjen DPN Seknas JOKOWI. Organisasi ini merupakan organisasi relawan pemenangan Jokowi yang giat mengawal Program Nawacita yang akan terlaksana dalam kehidupan masyarakat demi terwujudnya Trisakti.
Sebelumnya, ia juga tercatat sebagai Pendiri dan Ketua Umum Demokrasi Sosial (Demsos), lembaga yang bergerak di bidang politik dengan fokus peningkatan kualitas manusia melalui program pendidikan dan penyadaran politik.
Keterlibatan dalam organisasi dan aktifitas lain, diantaranya, Kemajuan Bangsa Institute, Direktur PT. Cahaya Berlian Nusantara, Tim Pengawalan dan Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Komoditas Kementerian Pertanian.
Tidak hanya itu, pengalamannya mengurus organisasi dan luasnya jaringan kerja yang dibangun selama ini, menjadikan Aulora dipercayakan sebagai Koordinator Nasional Upaya Peningkatan Produksi Padi Jagung Kedelai (Upsus Pajale) Kementerian Pertanian, dan Staf Ahli Anggota DPRD DKI Jakarta.
Di partai PDI Perjuangan, Aulora terlibat sebagai anggota Divisi Pengkajian Isu-Isu Strategis Badiklat DPP PDI Perjuangan, Staf Bidang Kaderisasi, Keanggotaan dan Rekrutmen DPP PDI Perjuangan, Pendiri dan Wakil Ketua Umum Penempa Kesadaran Masyarakat (PAKEM) dan sejumlah organisasi lainnya di tingkat nasional.
Meski mengemban tugas yang berat, ia percaya dapat mengemban amanah masyarakat NTT khususnya Dapil Kabupaten Kupang, Rote dan Sabu Raijua, menjadi wakil rakyat di NTT. Baginya, sebagai legislator, berlegislasi membutuhkan keahlian, ketelitian bahkan kesabaran karena melibatkan berbagai pihak untuk menentukan nasib bersama, tutup Aulora.
Masyarakat menunggu kiprah Aulora di DPRD NTT.
Biodata: AULORA AGRAVA MODOK
PENDIDIKAN
Formal
- FISIPOL, Jurusan Hubungan Internasional – Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Tahun 2001
- SMA Negeri 3 Kupang, Tahun 1998
- SMPN 7 Kolhua Kupang, Tahun 1995
- SDNegeri Oetete 1 Kupang, Tahun 1989
Informal:
- Seminar on Women Capacity Building for Developing Countries (Cina)
- Pelayaran Kebangsaan Kementerian Dalam Negeri (Wilayah Terluar – Pulau Nipah).
- Kursus Jurnalistik Untuk Praktisi Humas (Tempo Institute).
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: