Connect with us

Bak Film Hollywood, Drama Injury Time Buat Brasil Menang dan Prediksi Fakta.News Benar

Neymar akhirnya bawa Brasil menang
Neymar akhirnya bawa Brasil menang dan mendapat asa untuk bertahan di Piala Dunia 2018Foto: FIFA

Rusia – Apa mau dikata. Dalam waktu normal alias sembilan puluh menit, Brasil tak mampu membuat sebiji gol pun ke gawang Kosta Rika. Tapi di masa injury time yang cuma seberapa menit, Selecao malah bisa mencetak dua gol sekaligus. Akhirnya Brasil menang.

Wajar saja bila publik Stadion Saint Petersburg bergemuruh. Sebab jika mau digambarkan, pertandingan Brasil vs Kosta Rika, Jumat (22/6) ini bak film Hollywood ber-happy ending.

Sebuah perumpamaan yang tak berlebihan rasanya. Pasalnya, beberapa menit jelang akhir, Kosta Rika menyuguhkan permainan yang menyebalkan. Hanya tersentuh sedikit, pemainnya berakting kesakitan yang teramat sangat.

Baca Juga:

Hingga asisten wasit mengangkat penunjuk waktu tambahan, Brasil masih di ujung tekanan lantaran kedudukan masih 0-0. Luar biasanya, wasit memberikan tambahan waktu sampai enam menit!

Tak lama setelah pengunguman injury time, serangan kilat Brasil akhirnya membuahkan hasil. Berawal dari tandukkan Roberto Firmino yang diterima Gabriel Jesus, Phillipe Coutinho yang berada di posisi tepat langsung menyambar bola di depan gawang Keylor Navas.

Phillipe Coutinho mengubur mimpi Kosta Rika. Sodokannya mengubah skor menjadi 1-0 di injury time. Foto: FIFA

Phillipe Coutinho mengubur mimpi Kosta Rika. Sodokannya mengubah skor menjadi 1-0 di injury time. Foto: FIFA

Foto: FIFA

Foto: FIFA

Bum! Gol yang dinanti tercipta dan mengubah skor menjadi 1-0. Semua pemain Brasil menggila dan mengerumuni Coutinho. Bahkan pelatih Brasil Tite pun sampai terjatuh saat berlari kegirangan.

Sementara di kubu Kosta Rika tampak masih shock. Semua terlihat masih terpana dan tak percaya pada apa yang baru saja terjadi. Pelatih Kosta Rika pun tak segera bertindak dengan mengubah strategi atau menenangkan pemainnya.

Akibatnya, serangan sederhana dari sisi kanan kembali jadi mimpi buruk Bryan Ruis dkk. Tusukan Douglas Costa begitu cepat dan ia langsung mengirim bola empuk ke Neymar. Tanpa ampun, gol, 2-0 untuk Brasil.

Neymar setelah mencetak gol kedua untuk Brasil

Neymar setelah mencetak gol kedua untuk Brasil

Tak Percaya Brasil Menang

Beberapa detik kemudian pertandingan selesai. Kedua kesebelasan tertunduk. Yang satu lesu karena harus pulang kampung. Yang satu lagi lega masih ada harapan melaju ke babak berikutnya.

Begitulah kira-kira ending cerita Brasil vs Kosta Rika. Penuh dengan drama, ketegangan, dan ending yang bahagia bagi Brasil dan kelam bagi Kosta Rika. Bagi penonton? Beginilah mengapa sepak bola begitu dicintai.

Hasil ini resmi membuat Grup C Piala Dunia 2018 makin panas. Sebab dengan Serbia dan Swiss yang belum bermain hingga tulisan ini dibuat, persaingan Brasil, Swiss, dan Serbia makin menjadi-jadi.

Sampai game terakhir pekan depan, ketiganya masih bisa saling jegal. Judulnya, siapa saja yang menang, dialah yang lolos. Itulah mengapa Brasil belum bisa senang dulu.

Disebut drama karena memang pertandingan Brasil vs Kosta Rika seperti cerita-cerita di film. Sejak awal, Brasil mendominasi jalannya pertandingan. Namun tampak kesulitan menembus pertahanan Kosta Rika. Adegan ini seperti pahlawan yang terus mengalami kegagalan.

Pada menit ke-26, Gabriel Jesus sempat menggetarkan gawang Kosta Rika setelah memanfaatkan bola luar tembakan Marcelo. Namun Jesus dianggap sudah dalam posisi offside.

Babak pertama pun usai dan keduanya tak mampu mencetak gol.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya