Connect with us

Perancis versus Kroasia, Siapa Layak Juara Piala Dunia ?

Siapa layak juara piala dunia

Rusia – Partai puncak Piala Dunia 2018 akan segera berlangsung. Stadion Luzhniki Stadium, Moskow, nanti malam bakal menjadi saksi siapakah yang layak juara piala dunia. Perancis atau Kroasia?

Sebagai kuda hitam, Kroasia jelas mengejar sejarah baru. Sementara Perancis yang cenderung lebih diunggulkan mengincar gelar keduanya setelah dua dekade silam. Perancis pun punya misi membuktikan bahwa mereka memiliki kekuatan sepak bola yang tak terbendung.

Misi Perancis merebut trofi keduanya juga didorong fakta bahwa mereka masih tertinggal dari tim-tim besar lainnya. Sebab, hanya Brasil, Jerman, Italia, Argentina, dan Uruguay saja yang sudah pernah menjadi juara dunia lebih dari satu kali.

Namun Kroasia tidak datang tanpa misi. Mereka pun punya mimpi menjadi negara kesembilan yang mampu menyabet trofi Piala Dunia. Kroasia tentu juga ingin seperti Portugal yang mengubur mimpi Perancis saat di final Euro 2016.

Kroasia, dengan populasi hanya 4,3 juta–sepertiga ukuran Moskow–mereka juga akan menjadi negara terkecil kedua bila berhasil memenangkannya. Negara terkecil pertama adalah Uruguay yang menyabet juara pada gelaran pertama dan kedua, 1930 dan 1950.

Baca Juga: Belgia versus Inggris, Siapa Layak Juara Tiga?

Pelatih Perancis sendiri sudah menaruh keyakinan tinggi bisa memenangkan partai pamungkas tersebut. Dengan kedalaman skuat mudanya, ia yakin Kroasia tak bisa menghentikan pasukannya layaknya mereka menyingkirkan raksasa seperti Argentina dan Inggris.

“Ada roh dalam skuad yang dapat memindahkan gunung. Mereka masih muda dan mereka akan menjadi lebih kuat dalam waktu dua dan empat tahun,” ujar pelatih Prancis, Didier Deschamps.

“Kami telah menciptakan peluang untuk menjadi juara dunia tetapi kami masih belum ada. Tapi kami ingin memenuhi takdir kami,” lanjutnya.

Kubu Kroasia tak tinggal diam. Pelatih Zlatko Dalic mengatakan: “Di Piala Dunia ini, tim bertabur bintang yang mengandalkan nama-nama besar sudah ada di pantai. Tim kompak dan bersatu berjuang untuk sesuatu yang masih ada.

“Ini adalah Piala Dunia yang paling aneh. Sepakbola telah berkembang sangat pesat sehingga setiap tim dapat memiliki pertahanan yang terorganisir dengan baik, jadi tidak ada margin kemenangan yang besar dan tim adalah segalanya.

“Ini adalah masalah kami selama 10 tahun, kami memiliki individu yang hebat tetapi tidak ada persatuan dan itulah mengapa saya harus membangun kesatuan tujuan dalam tim.” demikian kata Dalic.

Keadaan kedua tim sendiri saat ini tengah berada di kondisi terbaiknya. Gelandang Perancis Blaise Matuidi siap memulai pertandingan dari awal. Walaupun itu juga bila dipaksa setelah melawan Belgia terlibat tabrakan berat dengan Eden Hazard.

Sedangkan Dalic mengakui Kroasia memiliki beberapa pemain yang mendapat “cedera ringan” yang harus dihadapi. Pemain sayap Ivan Perisic dilaporkan dirawat karena cedera otot dan tak ikut latihan pada hari Jumat.

Bek Tengah Domagoj Vida akhirnya bisa untuk dipilih kembali setelah “dibersihkan” oleh FIFA. Sebelumnya Vida terancam karena muncul dalam video bernuansa politik mengenai Ukraina, usai menang dari Rusia.

Pemain lainnya, Marcelo Brozovic, kemungkinan akan diandalkan kembali setelah sempat meragukan. Ia tampil mengesankan saat melawan Inggris.

Namun gelandang Ivan Rakitic yang bermain 120 menit melawan The Three Lions sempat merasakan demam. Hingga kini belum ada kabar terbaru, meski Dalic mengatakan semua pemain sudah siap menghadapi final dan merebut juara piala dunia.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya