Connect with us

Duh, Ternyata Visa Habib Rizieq Sudah Habis Masa Berlaku

Visa Habib Rizieq

Jakarta – Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, mengonfirmasi bahwa visa yang digunakan Mohammad Rizieq Shihab untuk berada di negara tersebut telah melewati batas waktu yang ditentukan. Meski visa Habib Rizieq yang habis, pihaknya malah mencurigai unsur dalam negeri.

Dijelaskan bahwa Habib tersebut menggunakan visa ziyarah tijariyyah alias visa kunjungan bisnis. Jadi tidak bisa dipergunakan untuk kerja.

Visa Habib Rizieq tersebut cuma bisa digunakan untuk beberapa kali keluar masuk dan berlaku satu tahun dengan izin tinggal 90 hari per entry.

“Visa ini sebenarnya sudah habis masa berlakunya pada 9 Mei 2018 lalu. Dan diperpanjang kembali dengan visa bernomor lain hingga intiha’ al-iqamah (akhir masa tinggal) 20 juli 2018,” ujar Dubes Agus, dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (28/9).

Sebagaimana diketahui, untuk memperpanjang visa, seorang WNA harus keluar dari Arab Saudi dulu untuk mengurus administrasi.

“Karena keberadaan Rizieq Shihab sampai hari ini masih berada di Arab Saudi, maka sejak 21 Juli 2018 dia sudah tidak memiliki izin tinggal di Arab Saudi,” kata Dubes Agus.

Baca Juga:

Di dalam negeri Wakil Ketua DPR Indonesia, Fadli Zon menerima Tim Advokasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama. GNPF-U ini meminta dan memohon ke Fadli Zon agar Mohammad Rizieq Shihab diberi perlindungan warga negara Indonesia.

Rizieq sendiri dicegah keluar dari Arab Saudi setelah kurang lebih 1,5 tahun tinggal di sana.

“Tentu saya kira jelas ini sebuah kasus. Ini biasanya kalau ada kasus overstay atau masalah lain justru dikembalikan atau dideportasi, namun malah tidak boleh keluar,” kata Fadli.

Bukannya mengakui kesalahan karena masa berlaku visa Habib Rizieq habis, Fadli dan GNPF-U lebih memilih mencurigai adanya unsur “pesanan dalam negeri”.

Menurutnya, apa yang dialami Rizieq agak aneh. Ia meminta hal ini perlu diklarifikasi dan diselidiki kebenarannya.

Sementara Perwakilan Tim Advokasi GNPF Ulama Nasrullah Nasution menjelaskan Rizieq Shihab berada di Arab Saudi sejak 2017. Keberadaannya di sana sudah memiliki izin atau visa yang legal.

Selain itu, ia mengklaim selama di sana tidak ada permasalahan. Namun Nasrullah tak menyebut kalau masa berlaku visa Rizieq sudah habis.

“Setiap beliau ingin ke luar dari Arab Saudi sejak 2017, tiga bulan sekali beliau ke luar sebagai persyaratan untuk bisa tetap tinggal di sana. Hanya ada persyaratan tiap tiga bulan sekali harus keluar dari Arab Saudi,” ujarnya.

Dia menjelaskan permasalahan mulai agak meruncing setelah Rizieq mendapatkan Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3) pada pertengahan 2018 lalu. Yang bersangkutan bertemu beberapa tokoh seperti Prabowo Subianto dan Amien Rais.

Setelah itu, ia mengatakan gerak gerik Rizieq katanya sangat dipantau. Lalu menilai cenderung tidak bebas dalam bergerak.

Kemarin, Rizieq pun dilarang pergi oleh Saudi ke Malaysia untuk menyelesaikan disertasi doktoralnya.

“Habib Rizieq bersama lima anggota keluarganya ingin ke Malaysia, namun ketika pemeriksaan imigrasi, hanya lima orang yang diperbolehkan pergi dan Habib Rizieq dicegah,” katanya.

Anehnya, Nasrullah merasa tidak ada alasan mengapa Rizieq tidak boleh ke Malaysia.

Atas dasar itulah Dubes Agus menegaskan bahwa hingga saat ini KBRI Riyadh belum menerima nota diplomatik dari Kementerian Luar Negeri (Wazarah Kharijiyyah) Arab Saudi terkait pencegahan Mohammad Rizieq Syihab.

Ketika ada pelanggaran keimigrasian di Arab Saudi yang dilakukan oleh ekspatriat negara manapun, maka akan ditindak tegas. Semua dilakukan berdasarkan hukum Arab Saudi yang sifatnya mutlak.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya