Bertolak ke Bandung, Presiden Akan Bicara di Hadapan 1.000 Millenial
Jakarta – Pagi ini, Senin 18 Desember 2017, Presiden Joko Widodo akan bertolak ke Bandung dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta pada pukul 08.15 WIB.
Tiba di Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara Bandung pada pukul 08.45 WIB, Presiden disambut Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Di Bandung, Presiden akan berbicara di hadapan sekira 1.000 millineal dalam acara Entrepreneurs Wanted!. Acara tersebut digelar di Gedung Sasana Budaya Ganesa ITB.
Setelah berbicara di ITB, Presiden akan kembali ke Jakarta dan diperkirakan tiba di Pangkalan TNI AU Halim Jakarta pada pukul 12.00 WIB.
Turut menyertai Presiden dalam penerbangan ke Bandung, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Staf Khusus Presiden Johan Budi, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono.
Paspampres Bergaya Casual
Ada yang berbeda dari kunjungan kerja Presiden ke Bandung, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menggunakan pakaian bergaya casual. Mereka mengenakan kaos berkerah lengan pendek berwarna cokelat dan celana panjang berwarna hitam.
Biasanya Presiden dan Paspampres mengenakan pakaian yang selaras. Tapi kali ini, Presiden mengenakan pakaian sipil lengkap (PSL) atau biasa disebut jas. Sebenarnya di draft acara telah disepakati bahwa pakaian yang digunakan adalah smart casual.
Saat bertemu Presiden di pagi hari sebelum keberangkatan menuju Pangkalan TNI AU Halim Perdankusuma Jakarta dari Istana Kepresidenan Bogor, Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono mengatakan dirinya terkejut melihat Presiden mengenakan baju putih lengan panjang dan dasi berwarna merah serta celana panjang berwarna biru serta membawa jas di tangan kanannya.
“Selamat pagi Bapak,” ucap Suhartono menceritakan peristiwa pagi tadi. Presiden hanya membalas dengan tersenyum-senyum.
Sadar dirinya ‘dikerjain’ Presiden, Suhartono menyampaikan kepada jajarannya untuk tidak memberitahukan pakaian yang dikenakan Presiden kepada rombongan Presiden lainnya yang telah menunggu di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta.
“Tidak usah diberitahu pakaian yang digunakan Presiden ke Halim, biar saja bergaya smart casual,” ucap Suhartono kepada jajarannya.
Salah satu anggota rombongan yang menanti Presiden di Halim diantaranya adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
“Aku pakai baju begini (smart casual) dan sepatu kets. Eh, Pak Presiden pakai baju resmi,” ucap Pramono tersenyum-senyum.
Ping
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: