Connect with us

Biar Desa, Tapi Jangan ‘Ndeso’

Menteri Komunikasi dan Informatika RudiantaraFoto Nyong Syarief/Fakta.new

Tasikmalaya – Jauh dari jangkauan perkotaan bukanlah sebuah ukuran untuk menjadi terkenal. Meski berada di pelosok negeri sekalipun, jangan sampai disebut “ndeso”. Mungkin inilah alasan Desa Mandala Mekar, Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat yang letaknya jauh dari Ibu Kota itu membangun infrastruktur teknologi informatika milik desa.

Tekad Desa Mandala Mekar bersama lima desa lainnya, yakni Desa Kertarahayu, Desa Mandalahurip, Desa Parung, dan Desa Kersagalih itu mengembangkan akses internet di desa tersebut tentunya untuk mempermudah mayarakat dalam mengenal dunia yang lebih luas.

“Artinya tidak terkungkung akses ke dunia mana pun,” ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang didampingi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Teransmigrasi Eko Putro Sandjojo saat mengunjungi di Desa Mandala Mekar, Tasikmalaya, Minggu (10/12).

Meski demikian, Rudi kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk menggunakan internet ke hal-hal yang positif, yang mampu menambah wawasan masyarakat. Karena dengan internet semua akan lebih mudah dan terbuka.

“Jadi, tolong memanfaatkan untuk yang positif. Artinya untuk belajar,” ujar Rudi.

Desa Mandala Mekar ini memang merupakan satu diantara 200 desa lainnya yang diprioritaskan oleh pemerintah yang dikoordinir langsung oleh Kantor Staf Kepresidenan. Untuk itu, desa lainnya juga diharapkan harus mampu mengembangkan teknologi informatika seperti yang dilakukan Desa Mandala Mekar, paling tidak hingga 2019 mendatang.

Untuk itu, Desa Mandala Mekar kini tidak lagi buta akan dunia internet. Ini dikarenakan kerjasama yang dilakukan dari berbagai pihak baik pemerintah, maupun warga desa itu sendiri. Namun. Teknologi Informatikan ini masih bermodelkan swadana dari desa.

Maka dari itu, Rudi berharap, akan lebih bagus lagi jika Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tasikmalaya menyisihkan untuk hal ini.

Menurut dia, pemerintah jika hitung-hitungan bisnis, operator seluler akan melihat berapa yang akan dipakai. Namun, kata dia, pemerintah tidak akan melihat untung atau rugi, tapi pemerintah melihatnya semua masyarakat di Indonesia mempunyai hak yang sama untuk akses internet tersebut.

“Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo menetapkan membangun Indonesia dari desa,” imbuhnya.

Rudi menambahkan, pemerintah tidak akan pernah berhenti membangun. Di Indonesia terdapat kurang lebih 75 ribu desa. 25 ribu diantaranya bahkan belum mengenal internet sama sekali.

“Alhamdulillah di Desa Mandala Mekar Sudah memulai. Dan saya berharap, yang menjadikan Desa Mandala Mekar dan lima desa lain disekelilingnya itu, membuat ekosistem. Bahwa ada yang membangun, ada yang mengembangkan aplikasi, dan yang lebih penting lagi mengajari masyarakat untuk menggunakan internet,” tutur Rudi.

Dia juga berharapa, tim ini bisa menjadi contoh. Jika perlu menjadi guru untuk puluhan ribu desa lainnya.

“Nanti kami akan ajak bagaimana konsep menerapkan internet di desa Mandala Mekar, kita terapkan di desa-desa lainnya di seluruh Indonesia. Sehingga jika ada yang bertanya desa mana yang internetnya bagus, nanti semua desa di seluruh Indonesia menyebutkan Desa Mandala Mekar,” kata Rudi.

 

Nyong Syarief

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya