KKP Optimalkan Bisnis Akuakultur di Era Industri 4.0
Transformasi Industrialisasi Akuakultur
Lebih lanjut, Slamet menjelaskan bahwa transformasi industrialisasi akuakultur di era industri 4.0 menuju otomatisasi dan digitalisasi harus meliputi : (1) transformasi dari berorientasi pada eksploitasi sumberdaya alam (SDA) menunju efisiensi SDA, jasa dan peningkatan nilai tambah dan produktivitas, (2) transformasi dari penggunaan unskilled tenaga kerja menuju penciptaan lapangan kerja yang benar-benar diperuntukkan bagi SDM terlatih sedangkan lapangan kerja untuk unskilled tenaga kerja dapat berkurang, dan (3) transformasi dari kondisi akses pasar yang terbatas dan daya saing produk yang rendah menuju akses pasar yang terbuka luas (hyper koneksi), berdaya saing tinggi dan manajemen yang efisien.
“Teknologi informasi dapat mengefisienkan rantai distribusi, sehingga harga jual di tingkat konsumen lebih murah dari pasar tradisional, serta pemanfaatkan teknologi informasi dalam akuakultur juga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi ketersediaan benih unggul, pakan, sarana dan prasarana produksi”, tambahnya.
Industri 4.0 tentunya menjadi ajang baru. Sekaligus tantangan bagi sub sektor akuakultur, bagaimana menciptakan sistem akuakultur yang efisien berbasis digitalisasi teknologi.
“Kita bersyukur, di era digitalisasi saat ini telah lahir banyak sekali startup di kalangan anak-anak muda kreatif. Termasuk startup di bidang teknologi digital di bidang akuakultur, yang mampu menghadirkan model bisnis akuakultur yang efisien di tengah-tengah masyarakat”, tegas Slamet.
Seperti startup InFishta, Crowde, dan Venambak yang mengembangkan financial technology (Fintech). Dengan pengembangan model crowfunding bagi berbagai pembiayaan usaha akuakultur, dengan model ini diharapkan akan menarik lebih banyak investasi, disisi lain tentunya akan membantu pembudidaya untuk scale up atau meningkatkkan kapasitas usahanya.
Ada juga startup E-Fishery yang mengembangkan teknologi peralatan atau sarana budidaya seperti authomatic feeder yang mengembangkan teknologi feeder otomatis berbasis android. Dengan teknologi ini, maka kegiatan budidaya akan lebih efisien dan efektif baik waktu, tenaga maupun biaya karena mampu menurunkan FCR.
“Melalui kerjasama antar berbagai pihak, terlebih peran dari startup ini, maka bisnis akuakultur ke depan akan mampu berdaya saing. Serta tidak ketinggalan dari sektor-sektor lainnya, dalam pemanfaatan teknologi digital. Juga, sudah barang tentu akan mendorong percepatan pemanfaatan potensi ekonomi sumberdaya akuakultur bagi kemajuan perekonomian secara nasional”, terang Slamet.
Pada kesempatan yang sama, Thomas Darmawan, Ketua Komtap Industri Pengolahan Makanan dan Protein KADIN Indonesia, sekaligus Ketua Bidang Perikanan APINDO menyampaikan bahwa konsumsi prosuk ikan per kapita di Indonesia tahun 2018 pada sebesar 43,88 kg/kapital/tahun. Sehingga dibutuhkan peran teknologi informasi berbasis e-commerce seperti Go-Food, GoBox, Blibli, Tokopedia dan lain-lain.
“Untuk menjadi eksportir perikanan yang handal serta Feed to The World (penyumbang makanan bagi dunia), sangat diperlukan peran industri digital. Itu untuk menciptakan produk masa depan, seperti ditampilkan produk dengan inovasi baru, produk-produk siap saji dan pengolahan. Serta pengemasan terstandardisasi”, tambah Thomas.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: