Menteri Susi Kampanyekan Gemarikan dan Ingatkan Pentingnya Menjaga Laut
Pekanbaru – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri acara Parenting Akbar dan Makan Ikan di Taman Ahsantum Al-Ihsan Boarding School, Riau pada Rabu (3/10). Sambutan Menteri Susi dibuka dengan pantun jenaka yang menghibur para peserta yang hadir agar gemarikan.
“Nelayan melaut setiap hari, dapat ikan kakap dan tengiri, betapa riang hatiku hari ini, di Pekanbaru ketemu ustad dan para santri,” tuturnya.
Dalam acara tersebut, Menteri Susi mengatakan, kegiatan makan ikan bersama, memang secara rutin dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama masyarakat. “Beberapa bulan lalu kita telah melakukan di Jawa Timur, bulan depan rencananya kita akan lakukan di Surabaya, Lombok, Probolinggo, Banyuwangi, Situbondo, Palu, dan beberapa tempat lainnya,” ujarnya.
Menteri Susi optimis Kabupaten Riau dapat menjadi salah satu kota penghasil ikan terbesar di Indonesia. Ia pun mengenang Bagan Siapi-api di Sumatera Utara yang dahulunya merupakan salah satu kota penghasil ikan terbesar di Indonesia. Namun, ketika kapal-kapal illegal fishing masuk dan mulai menguasai perairan Indonesia, produksi ikan hasil tangkapan nelayan setempat menurun drastis. “Saya yakin ikan-ikan di Riau ini akan kembali lagi, jika penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan terus dilarang. Saya yakin akan jadi bandar ikan seperti Bagan Siapi-api,” ungkapnya.
Dalam 20 tahun terakhir, lanjut Menteri Susi, laut Indonesia banyak didatangi kapal-kapal dari luar negeri untuk mengambil ikan. Tidak terasa pada tahun 2000-an banyak perusahaan berhenti karena jumlah ikan berkurang drastis. Hal ini juga disusul dengan menurunnya jumlah profesi nelayan. “Banyak nelayan di Pulau Jawa beralih profesi dan memilih datang ke Jakarta, karena ikannya habis. Hari itu kita semua tidak tahu kenapa ikan kita habis,” terang Menteri Susi.
“Setelah saya menjadi Menteri dan melihat apa yang terjadi, rupanya tahun 2001 Pemerintah mengijinkan kapal asing untuk berganti bendera menjadi bendera Indonesia dan menangkap ikan di wilayah kita. Namun karena niat mereka datang adalah untuk mencuri, ijinnya satu kapalnya ada 10-20 kapal. Kapalnya itu besar-besar. Akhirnya jumlah (produksi) ikan kita menurun hingga beberapa juta ton saja,” tambahnya.
Baca Juga:
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: