BJ Habibie: Film G30S/PKI Adalah Masa Lalu, Persatuan Lebih Penting
Jakarta – Pemutaran kembali film G30S/PKI menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia dalam beberapa pekan terakhir ini. Wacana ini mencuat saat TNI AD berencana mengadakan nonton bareng film tersebut bagi para prajurit. Namun dalam perkembangannya pemutaran film lawas ini mendapat berbagai respon baik pro maupun kontra di masyarakat. Bagi yang mendukungnya pemutaran film dilaksanakan di berbagai lembaga maupun organisasi yang melibatkan masyarakat luas. Sedangkan bagi yang kontra, banyak yang menyayangkan langkah pemutaran kembali ini.
Bahkan Presiden Joko Widodo pun turut berpendapat dalam keriuhan polemik tersebut. Bagi Jokowi dirinya tidak mempermasalahkan jika film Pengkhianatan G30S/PKI ini diputar kembali, namun ia juga berharap ada film sejarah serupa yang bisa di buat ulang dengan format dan situasi yang kekinian, sehingga generasi saat ini atau generasi milenial dapat memahami dan mengambil pelajaran dari film sejarah tersebut.
Film Pengkhianatan G30SPKI merupakan film lawas besutan sutradara handal Arifin C Noer yang diproduksi pada tahun 1980an awal. Film propaganda orde baru ini sempat menjadi menu wajib masyarakat pada bulan September tiap tahunnya diputar di televisi pemerintah yaitu TVRI.
Namun seiring waktu dan jatuhnya rejim orde baru, film tersebut dihentikan penayangannya. Hal ini terjadi pada era pemerintahan presiden ke-3 RI BJ Habibie.
Terlepas dari polemik itu semua, BJ Habibie ketika dimintai pendapatnya mengenai polemik pemutaran kembali film G30S/PKI enggan berkomentar banyak. Habibie mengatakan film G30S/ PKI adalah masa lalu, dirinya lebih memilih melihat masa depan, dan mengajak warga untuk tidak terus berpolemik. Baginya persatuan lebih penting daripada membahas masa lalu.
“Saya tidak mau, ya biar itu saja, saya yang mengeluarkan. Waktu yang saya miliki hanya 24 jam sehari,untuk menggali masa lampau saya tidak mau. Saya tidak benarkan” ujar Habibie.
Menurut Habibie perdebatan mengenai pemutaran kembali film tersebut adalah sesuatu yang salah dan tidak produktif bagi bangsa Indonesia, membuat negara tidak bisa maju. Baginya pihak yang pro dan kontra adalah saudara, untuk itu kita harus mengedepankan persatuan dan kesatuan. “Semua pahlawan, saya harus membereskan banyak yang anti, yang anti saya peluk karena itu saudara-saudara saya,” tegas Habibie.
Ping.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: