Connect with us

BPS: Bukan Penurunan Daya Beli, Tapi Pergeseran Pengeluaran Komsumtif ke Produktif

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, bahwa yang terjadi saat ini adalah shifting pengeluaran konsumsi masyarakat, dari pengeluaran yang semula bersifat konsumtif menjadi sesuatu yang lebih produktif.

BPS menyangkal anggapan bahwa sepinya bisnis ritel dan penjualan lantaran terjadi penurunan daya beli masyarakat. Hal tu diungkapkan oleh Deputi Bidang Neraca Dan Analisis Statistik BPS, Sri Soelistyowati dalam acara workshop peningkatan wawasan statistik kepada media di Bogor, Sabtu (9/12).

Shifting pola pengeluaran masyarakat tersebut bisa dilihat dari peningkatan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan, serta bertumbuhnya jumlah masyarakat yang melek investasi portopolio seperti obligasi serta reksadana saham yang meningkat hampir 50 persen.

“Kalau inflasinya kita relatif rendah, terus obligasi kita sampai saat ini masih memberikan yield yang cukup bagus dibandingkan kalau kita nabung, jadi rumah tangga yang sudah educated, mereka lebih memilih untuk spend membeli efek daripada untuk nabung atau sekedar deposito,” ujar Sri.

Selain shifting ke portopolio investasi, lanjut Sri, konsumsi rumah tangga juga beralih signifikan ke pengeluaran kelompok leisure. Menurutnya, rumah tangga saat ini lebih banyak mengeluarkan uangnya untuk keperluan rekreasi ketimbang membeli peralatan elektronik atau kebutuhan fashion.

“Di catatan kami, itu pembelian HP tidak semeningkat dulu, tapi perjalanan rekreasi, penggunaan hotel, makan di restoran itu naik cukup signifikan,” tuturnya.

Hal-hal itulah yang menurut Sri banyak dilakukan kelompok rumah tangga kelas menengah hingga menengah ke atas. Sementara untuk anggapan bahwa telah terjadi shifting dari pembelian ritel ke perdagangan sistem online atau e-commers, Sri mengaku tidak sependapat. Menurutnya, peningkatan jumlah transaksi perdagangan secara online memang meningkat, namun jumlahnya tidak terlalu signifikan.

Sementara itu untuk kelas menengah keatas, berdasarkan data BPS tercatat pendapatan mengalami peningkatan, hal itu bisa dilihat dari setoran PPH pasal 21 yang meningkat cukup signifikan hingga mencapai 20,25 persen.
Kemudian juga gaji dan honor pemerintah pusat yang tercatat meningkat 11,08 persen. Disisi lain atau di sisi pengeluaran kelompok menengah keatas, tercatat porsi kepemilikan pada efek dan sebagainya meningkat 49,66 persen, kemudian pengeluaran untuk tabungan juga meningkat 20,30 persen.

Sebagai informasi saja, berdasarkan data BPS Triwulan III/2017, tercatat sumber pembiayaan konsumsi untuk golongan menengah kebawah belum mengalami peningkatan, bahkan pada beberapa sektor mengalami penurunan.
Tercatat upah buruh bangunan menurun 1,39 persen, indeks produksi menurun 5,34 persen, nilai tukar petani menurun 0.16 persen, sementara upah buruh tani meningkat tipis 0,78 persen.

K. R

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya