Connect with us

Mahfud MD: Siapa Saja yang Jadi Cawapres dari Jokowi, Itu yang Terbaik

Cawapres dari Jokowi
Mahfud MD ketika menjadi pembicara pada acara Halaqoh Kebangsaan di Ponpes Futuhiyyah, Mranggen, Demak(Foto: Istimewa)

Demak – Soal calon wakil presiden atau cawapres dari Jokowi di Pilpres 2019, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengajak masyarakat untuk memberikan kesempatan sebebas-bebasnya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menentukannya.

Diperkirakan, Presiden Jokowi akan mengumumkan cawapresnya pada 10 Agustus. ”Lihat saja kita tunggu 10 Agustus siapa yang akan dipilih Pak Jokowi pasti yang terbaik. Mari kita berdoa Bangsa Indonesia selamat dan mempunyai pemimpin yang terbaik amin,” kata Mahfud.

Hal itu diungkapkan Mahfud MD  ketika menjadi pembicara Halaqoh Kebangsaan Pengasuh Pesantren di Pondok Pesantren Futuhiyyah, Suburan Mranggen, Demak, Selasa (24/7/2018). Di acara Halaqoh itu, selain Mahfud, tampil sebagai pembicara Rais Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh, Rektor UIN Walisongo Prof Dr Muhibbin MAg, KH Ahmad Badawi Basyir dari Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pondok Pesantren Indonesia (MP3I), Prof Dr H Abdul Hadi MA dan Dr Arif Rohman.

Baca Juga:

Menurut Mahfud, dari 10 parpol, enam partai telah bertemu dan menyatakan mendukung Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. “Mereka adalah PDIP, Golkar, PKB, PPP, Nasdem dan Hanura. Wapresnya masih di kantong Pak Jokowi saya tidak ikut-ikut,” katanya sambil tertawa.

Dengan konstelasi seperti itu, tinggal empat partai yang belum mengusung calon Presiden lawan Pak Jokowi. ”Untuk membuat dua pasangan calon presiden jelas tidak mungkin. Yaitu Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat. Untuk dua calon tidak cukup. Paling-paling hanya satu dan belum tentu Pak Prabowo maju. Bisa orang lain, kita lihat saja,” kata Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya