Connect with us

Cina Resmi Blokir WhatsApp

Ilustrasi

Beijing – Cina telah resmi memblokir aplikasi WhatsApp pada Senin, (25/9) kemarin. Sebelumnya, selama beberapa bulan terakhir, WhatsApp sempat mengalami beberapa gangguan layanan, seperti pengguna tidak dapat mengirim obrolan, foto ataupun video. Adapun gangguan tersebut sudah terjadi sejak Rabu pekan lalu.

Nadim Kobeissi, seorang kriptografer terapan dari Symbolic Software, Paris, pesan teks WhatsApp saat ini rupanya sudah diblokir. Kobeissi yang juga memantau penyensoran digital di Cina, mengatakan bahwa Cina mungkin telah memperbarui firewall miliknya untuk mendeteksi dan memblokir protokol NoiseSocket yang digunakan WhatsApp untuk mengirim teks. Tak cuma itu saja, Negeri Tirai Bambu juga telah memblokir HTTPS/TLS yang digunakan WhatsApp untuk mengirim foto dan video.

“Saya kira butuh waktu bagi firewall Cina untuk menyesuaikan diri dengan protokol baru ini,” kata Kobeissi.

Langkah ini sekaligus menjadi pukulan keras bagi Facebook yang sebelumnya juga sudah dilarang di Cina sejak 2009. Dengan diblolirnya WhatsApp, berarti satu-satunya bisnis Facebook yang masih bisa di Cina tinggal aplikasi berbagi foto, Colorfull Balloons, yang “diam-diam” dirilis pada bulan lalu.

Ditutupnya WhatsApp rupanya menjadi salah satu rangkaian kebijakan penyensoran di Cina yang tengah menyambut Kongres Nasional Partai Komunis Cina ke-19 yang akan datang. Aplikasi berbagi pesan ini dijadikan sasaran karena menawarkan enkripsi end-to-end yang membuat pesan pengguna dikontrol pribadi.

Andalkan WeChat
Sebagaimana diketahui, WhatsApp memang bertolak belakang dengan aplikasi lokal milik Cina, WeChat. Pasalnya WeChat memberikan semua data pribadinya kepada Pemerintah Cina. Di sana, pengguna aktif aplikasi tersebut sudah menyentuh 963 juta. Dengan diblokirnya WhatsApp, bukan tidak mungkin pengguna WeChat akan bertambah.

Di sisi lain, WhatsApp justru baru saja ditinggal oleh pendirinya, yakni Brian Acton. Seperti dilansir dari Recode, pekan lalu, Acton memilih meninggalkan perusahaan untuk memulai usaha nirlaba sendiri.

Acton memang tak sendiri di WhatsApp. Ia memulai kiprahnya di Facebook ketika WhatsApp diakuisisi seharga US$19 miliar (Rp250 triliun) pada tahun 2014 lalu. Ia merupakan salah satu dari dua pendiri WhatsApp yang kurang dikenal, seperti Jan Koum yang sampai sekarang masih bertahan.

Kepergian Acton ini sendiri cukup menimbulkan tanda tanya lantaran saat ini, WhatsApp yang memiliki 1,3 miliar pengguna, sedang bersiap untuk menghasilkan sejumlah uang. Perusahaan ini mempekerjakan sejumlah posisi bisnis utama dan dikabarkan sedang membangun beberapa produk perusahaan yang akan membantu bisnis mengirim pesan dan berinteraksi dengan pelanggan yang menggunakan aplikasi ini. Saat ini WhatsApp tidak menghasilkan pendapatan apapun.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya