Dari Malang ke Istana Buckingham
Nama Gamal Albinsaid mungkin belum terlalu akrab di telinga. Namun, Indonesia patut berbangga. Pasalnya, dokter muda asal Malang ini adalah penyabet gelar HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneurship First Winner dari Yang Mulia Pangeran Charles. Penghargaan tersebut ia raih di Inggris berkat kerja kerasnya membuat klinik asuransi sampah, sebuah program kesehatan yang peduli di bidang sumber daya berkelanjutan.
Jelas ini sebuah prestasi membanggakan. Apalagi jebolan Kedokteran Universitas Brawijaya ini berhasil menyisihkan 511 wirausaha unggulan lainnya yang tersebar di 90 negara. Setelah melalui seleksi ketat, Gamal akhirnya mampu mengungguli tujuh finalis lainnya saat itu, seperti Anu Sridharan dari India, Blessing Mene dari Nigeria, Surya Karki dari Nepal, Isabel Medem dari Peru, Curt Bowen dari Guatemala, dan Manuel Wichers dari Meksiko. Lebih lagi, Gamal mendedikasikan penghargaannya itu untuk seluruh pemuda di seluruh dunia agar tidak berhenti mengatasi persoalan lingkungan, sosial, dan kesehatan.
“Bagi saya, penghargaan itu tidak begitu penting, bahkan berbahaya dan bisa merusak keikhlasan. Banyak di antara kita memulai pekerjaan dengan niat yang ikhlas, namun tidak banyak di antara kita yang bertahan dengan keikhlasannya,” ucapnya. “Semoga karunia ini merupakan kebaikan yang bisa membawa kebaikan lainnya,” sambung pria yang masih berusia 24 tahun ini.
Awal Mula
Memutuskan terjun ke dunia kesehatan, bukan tanpa alasan. Putra dari pasangan Eliza Abdat dan Saleh Arofan Albinsaid ini mengaku mendapat “hidayah” dari kisah nyatanya sewaktu lulus SMP. “Ada kisah nyata yang menampar negeri ini. Ada seorang anak bernama Khaerunissa yang saat itu masih berusia tiga tahun. Ia tidak bisa pergi berobat karena penghasilan ayahnya yang seorang pemulung hanya berpenghasilan Rp10 ribu. Akhirnya, gadis kecil itu mengembuskan napas terakhir di gerobak sampah ayahnya,” cerita Gamal yang saat ini masih menjalani mentoring di London, Inggris.
Berangkat dari peristiwa itu, ia lantas mendirikan Indonesia Medika. Direktur CV Griya Sehat ini mengajak kader posyandu, PKK, pemulung, dan masyarakat untuk mengembangkan Klinik Asuransi Sampah (KAS). Tujuannya pun mulia, menghapus penghalang antara instansi kesehatan dengan masyarakat tidak mampu. Dari sanalah gagasan Klinik Asuransi Sampah lahir.
“Klinik Asuransi Sampah ini merupakan sistem asuransi kesehatan mikro berbasis kerakyatan melalui pembayaran premi dengan sampah sebagai sumber pendanaan utama pelayanan kesehatan masyarakat,” jelas peraih penghargaan Anugerah Karya Inspiratif dari Menteri Riset dan Teknologi Indonesia ini.
Gamal yang menghabiskan masa kecilnya di Malang itu lalu menjelaskan bagaimana sistem asuransi sampah gubahannya. Katanya, dengan hanya menyerahkan sampahnya kepada Klinik Asuransi Sampah senilai Rp10.000 setiap bulannya, masyarakat sudah bisa menikmati berbagai fasilitas kesehatan. Sampah yang dikumpulkan akan diolah menjadi uang sebagai `Dana Sehat` dengan Metode Takakura dan daur ulang.
“Dana Sehat itulah yang digunakan untuk pelayanan kesehatan secara holistik, yaitu promotif (meningkatkan kesehatan), preventif (mencegah sakit), kuratif (mengobati sakit), dan rehabilitatif (rehabilitasi yang sembuh). Jadi, walaupun tidak sakit, masyarakat tidak akan rugi karena mendapatkan berbagai program peningkatan kesehatan,” jelasnya kemudian.
Menurutnya, konsepnya bersifat sosioenterpreneur, yakni menggunakan sampah sebagai sumber pembiayaan; menerapkan sistem pelayanan kesehatan holistic; memberikan akses yang luas karena setiap orang memiliki sampah; dapat dimandirikan; memiliki daya keberlangsungan yang kuat karena mandiri secara pembiayaan; dapat dimodifikasi, dan diduplikasi. “Kami sudah menerapkan dan menduplikasikannya pada lima klinik,” ujar pria beralis tebal ini.
Inspiratif dan Rendah Hati
Dunia kagum padanya. Ribuan pujian pun mendarat di namanya. Namun, Gamal bukan tipe orang yang gila sanjungan. Ia tetap membumi dan bersiteguh dengan mimpinya mengembangkan KAS masuk ke dunia pendidikan dan mendirikan Sekolah Asuransi Sampah. Meski demikian, tak dapat dipungkiri ia pun bangga bisa ikut mengharumkan bangsa. Apalagi bisa disetarakan dengan inspirator-inspirator hebat nan muda lainnya di dunia.
“Ternyata, banyak yang peduli dengan orang-orang kurang beruntung. Bayangkan bila ketujuh finalis tinggal di satu desa yang sama, apa yang terjadi?” ujarnya.
Sikap inilah yang semakin membuat Yang Mulia Pangeran Charles terkesima. Menurutnya, ide menangani dua masalah sekaligus, baik sampah dan kesehatan, merupakan inisiatif yang menakjubkan. Ia pun menilai memang sudah saatnya pemuda-pemuda seperti Gamal memimpin dunia menuju kesejahteraan setara. Atas perjuangannya itulah Yang Mulia Pangeran Charles tak ragu menghadiahi Gamal €50.000 sebagai dukungan finansial dan paket mentoring dari Universitas Cambridge yang dirancang secara individu.
“Untuk menempuh 400 meter, siput butuh waktu 37 jam dan F1 hanya 9 detik. Sudah bukan waktunya kita bicara soal apa visi kita, tapi seberapa cepat kita mencapainya. Tetaplah menjadi pejalan dalam jalan-jalan kebaikan, karena jalan kebaikan adalah jalan Tuhan, sehingga ia yang berjalan dalam jalan kebaikan sesungguhnya sedang berjalan bersama Tuhan.” –Gamal Albinsaid–
W. Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: