Demokrat-Golkar Sepakat Bangun Koalisi Usung Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar
Bandung – Setelah ditinggalkan PKS dan PAN dalam Pilgub Jabar, Demokrat ambil langkah cepat dengan menggandeng Partai Golkar yang tengah mengusung Dedi Mulyadi untuk mencari mitra koalisi. Kedua partai ini sepakat menjalin koalisi untuk mengusung pasangan Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar.
Ketua DPD Demokrat Jabar Irvan Suryanegara mengatakan, kedua nama tersebut bakal dipasangkan dalam Pilgub Jabar 2018. Kedua partai ini sepakat membentuk koalisi yang dinamakan ‘Koalisi Sejajar’. “Setelah salat ashar terjadi komunikasi antara Demokrat dan Golkar, membangun kesepahaman dalam Pilgub Jabar 2018. Kami sepakat dengan Golkar, untuk bersama-sama mengarungi perpolitikan di Jabar,” kata Irvan di Kota Bandung, Rabu (27/12/2017).
Irvan yang juga Wakil Ketua DPRD Jabar menuturkan, koalisi tersebut belum membicarakan siapa yang digadang menjadi calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub). Menurutnya komunikasi masih akan terus dilakukan hingga pendaftaran mendatang. “Ini kerja sama aja. Yang jelas calon yang sudah ada punya nama yang sama, DM dan Demiz. Terkait siapa cagubnya atau cawagubnya, lihat pendaftaran nanti. Kesepakatan ini segera kami laporkan ke DPP untuk ditindaklanjuti,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama Dedi Mulyadi yang juga Ketua DPD Golkar Jabar mengaku bersyukur, pasalnya satu jam setelah mendapatkan SK dari DPP Golkar dia langsung mendapatkan mitra koalisi. Ia mengibaratkan koalisi ini kisah cinta yang tertunda. “Tadi sore DPP Golkar mengeluarkan SK soal pengusungan balon cagub saya ditunjuk. Memberikan waktu sepekan, langsung saya bertemu dengan ketua DPD Demokrat merajut kisah cinta tentang Jabar yang tertunda. Akhirnya kami memiliki kesepakatan bersama maju di Pilgub Jabar,” tutur Dedi.
Dedi mengungkapkan, alasan koalisi Golkar – Demokrat dinamakan koalisi sejajar, menurutnya Golkar dan Demokrat memiliki kesamaan partai nasionalis. “Sejajar artinya tidak ada yang lebih tinggi, rendah, semuanya sama. Kami juga sama-sama partai nasionalis,” tutur Dedi.
Bupati Purwakarta ini, juga mengaku sudah punya chemistry dengan Deddy Mizwar dan siap mendaftar sebagai pasangan cagub-cawagub ke KPU pada 9 Januari 2018. “Insya Allah tanggal 9 Januari kita (Golkar-Demokrat) daftar ke KPU,” ungkap Dedi.
Dedi menuturkan, chemistry dengan Deddy Mizwar lantaran keputusan koalisi itu berlangsung cepat. Hanya satu jam setelah Dedi Mulyadi mendapatkan SK penugasan dari Golkar, dia langsung mendapatkan Deddy Mizwar sebagai mitra koalisi. “Komunikasi dengan Demiz punya garis kesepamahan dan kecepatan waktu mengambil keputusan. Karena waktu semakin mepet jelang pendaftaran. Ini dibuktikan, hanya satu jam langsung sepakat bersama,” tuturnya.
Dedi juga menilai tidak akan mempermasalahkan siapa yang menjadi cagub atau cawagub. Sebab, keduanya sepakat mengabdikan diri untuk kemajuan Jabar. “Siapa pun cagub dan cawagubnya tetap DM. Kan nanti kalau sudah menjabat harus bersama-sama bekerja membangun Jabar,” tandas Dedi.
Ping
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: