Demokrat Usung Khofifah – Emil Dardak, Partai Pendukung Diharap Segera Deklarasikan
Jakarta – Partai Demokrat (PD) dikabarkan telah memutuskan mengusung pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Dardak untuk bertarung dalam Pilkada Jatim 2018. Kabar tersebut beredar setelah munculnya sebuah foto penyerahan map yang diduga berisi surat rekomendasi kepada Khofifah dan Emil.
Foto yang beredar memperlihatkan Ketua DPD PD Jatim Soekarwo bersama Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu di perpustakaan di kediaman SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Foto itu memperlihatkan SBY, Soekarwo, Khofifah, dan Emil berpose bersama. Khofifah dan Emil memegang map berlambang bendera PD. Keempatnya tersenyum.
Ketua DPP Bidang Komunikasi PD Imelda Sari ketika dikonfirmasi membenarkan ada pembahasan soal Pilkada 2018 di Cikeas hari ini. Namun dia tak menjawab gamblang soal foto SBY, Soekarwo, Khofifah, dan Emil. “Ya benar hari ini ada Majelis Tinggi Partai bersidang di Cikeas untuk 17 pilgub,” ujar Imelda.
Sementara Staf Ahli Khofifah, Ari Kusuma, juga membenarkan soal pertemuan dengan PD di Cikeas siang ini. Namun dia mengaku belum tahu soal foto tersebut. “Saya belum cek itu foto kapan, tapi saya dengar memang ada rencana pertemuan tadi siang, yang lainnya saya belum dapat detailnya,” ujar Ari.
Sedangkan Ketua Tim 17 KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah membenarkan dirinya mengantar Khofifah – Emil ke kediaman Ketum PD SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Pasangan tersebut diantar oleh Tim 17 (atau disebut juga Tim 9) ke Cikeas. Di antara tokoh yang mengantar yaitu KH Solahudin Wahid (Gus Solah), Lily Wahid, dan KH Asep Saefuddin Chalim.”Iya saya juga tadi hadir di Cikeas, sejumlah kiai termasuk saya menghantarkan Bu Khofifah dan Emil Dardak,” kata Gus Solah di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Selasa (21/11/2017).
Gus Solah mengatakan Tim 17 ikut mengantarkan Khofifah-Emil untuk menerima surat rekomendasi pengusungan. Bupati Trenggalek itu menurut Gus Solah merupakan pilihan Khofifah sendiri dan para kiai Jawa Timur. Dalam pilihan pendamping Khofifah, ada dua nama yang muncul yakni Emil Dardak dan Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni. Namun Emil lebih banyak mendapat suara. “Pilihan banyak orang, termasuk bu Khofiah. Bu Khofifah bisa milih salah satu tapi banyak suara ke Pak Emil. Ipong Bupati Ponorogo,” ujarnya.
Gus Solah meminta pasangan Khofifah-Emil berkomunikasi dengan partai pengusung lainnya. “Tentu ini perlu dikomunikasi dengan partai partai pendukung lain, malam ini akan ketemu dengan partai lain. Saya katakan dikomunikasikan hari ini,” ujar Gus Solah.
Gus Solah pun berharap partai pendukung pasangan duet Khofifah dan Emil Dardak mendeklarasikan secara resmi sebagai pasangan di Pilgub Jatim pada pekan depan. Menurutnya, partai pendukung tidak perlu terlalu lama mengumumkan pasangan tersebut. “Saya nggak tahu ya, tentunya tidak boleh terlalu lama ya. Saya berharap dalam waktu seminggu bisa diumumkan. Mungkin diumumkan cepat saja tapi deklarasi semacam upacara seminggu tidak terlalu lama,” ucap Gus Solah.
PD bersama Hanura, NasDem, Golkar dan PPP berkoalisi mengusung Khofifah. Ada tarik menarik bakal cawagub untuk Khofifah di antara 5 parpol tersebut. NasDem menyorongkan Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni. Sementara PPP memberi sinyal dukungan untuk Emil. Ada juga Tim 17 yang berisi para kiai dan nyai yang masih menggodok bakal cawagub untuk Khofifah.
Ping.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: