Connect with us

Di Masa Depan, Dokter Kita Mungkin Bukan Manusia

AI Kedokteran

JIKA Anda seorang penggila film fiksi sains, tak akan asing melihat pengobatan masa depan tidak lagi ditangani oleh manusia sepenuhnya. Pasti Anda kerap mendapati adegan tokoh dalam film hanya tidur dalam kasur berbentuk kapsul, lalu kapsul itu bisa mendeteksi kesehatan sang tokoh.

Teknologi demikian memang dianggap terlalu jauh. Fiksi. Namun, bukan tidak mungkin kan bila dokter di masa depan kita tidak lagi manusia.

Beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan memungkinkan manusia mengembangkan kecerdasan buatan (artificial intelligence /AI). Bisa dibilang AI ini serupa otak manusia, namun bukan otak manusia sepenuhnya. AI ini diciptakan melalui kode-kode algoritme untuk disesuaikan dengan fungsi dan tugas utama AI.

Di media sosial, misalnya, AI digunakan untuk mengolah news feeds yang ada di laman medsos pengguna. Jadi, AI—melalui kode-kode algoritme tertentu—akan menyediakan semua informasi atau yang berkaitan dengan si empunya akun.

Di bidang jurnalistik, start up asal Amerika Knowhere sudah merancang AI untuk memilah berita dan menciptakan berita imparsial atau tidak bias. Sungguh luar biasa bukan?

(Baca juga: Teknologi Kecerdasan Buatan Bisa Tangkal Berita Bias)

AI Kedokteran Tinggal Tunggu Waktu

Kembali ke soal dunia kedokteran. Meski baru awal, perkembangan AI di bidang kedokteran saat ini sudah bisa membantu dokter dalam mendiagnosis pasien.

Merangkum dari Futurism, beberapa riset terpisah telah dilakukan untuk menyempurnakan dokter robot bagi umat manusia di masa depan. Periset di Rumah Sakit John Radcliffe, Oxford, Inggris, telah mengembangkan AI yang bisa mendeteksi penyakit jantung. Bahkan, lebih baik ketimbang manusia, atau 80% lebih akurat.

Di Universitas Harvard, para peneliti menciptakan “smart” mikroskop yang bisa mendeteksi infeksi pada darah. Alat yang dilengkapi oleh sistem AI itu dilatih dengan 100.000 gambar dari 25.000 salindia sehingga AI bisa dengan mudah mendeteksi bakteri. AI ini punya akurasi 95% dalam mendeteksi infeksi bakteri.

Di Jepang, tepatnya di Universitas Showa, para ilmuwan berhasil mengembangkan alat yang bisa mendeteksi sel kanker di usus. Alat ini juga dilengkapi oleh kecerdasan buatan. Alat ini terbukti 86% akurat.

Lebih mencengangkan lagi, AI juga bisa lebih cepat mendeteksi suatu penyakit ketimbang manusia. Studi yang dipublikasikan di JAMA Desember tahun lalu membuktikan bahwa sistem algoritme ini bisa mendeteksi lebih cepat kanker payudara ketimbang ahli radiologi.

Keberadaan AI ini akan mempercepat proses penanganan pasien. Sebab, beberapa kasus penyakit, kecepatan diagnosis menentukan apakah penyakit bisa disembuhkan atau tidak.

Itu baru di tataran AI kedokteran yang digunakan untuk membantu diagnosis pasien. Di bidang bedah medis, para ilmuwan juga tengah membuat mesin robot yang bisa digunakan untuk mengoperasi pasien.

Pada 2010, proyek ambisius ini dimulai di Montreal, Kanada. Lima tahun berikutnya, ilmuwan MIT mengembangkan robot bedah. Memang hasilnya belum sempurna, masih banyak yang harus disempurnakan.

Ya, bukan tidak mungkin, lima sampai sepuluh tahun mendatang, AI kedokteran benar-benar sudah diterapkan secara massal. Artinya, penanganan pasien akan lebih cepat dan tepat sehingga angka kematian akibat penyakit bisa ditekan.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya