Dolar AS Menguat Jelang Pertemuan Bank Sentral
Tokyo– Dollar AS menguat terhadap yen, Jumat, karena pelaku pasar membeli kembali mata uang tersebut menjelang pertemuan petinggi bank sentral global di Jackson Hole, Wyoming.
Kendati Kepala Federal Reserve, Janet Yellen, dan Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi, diperkirakan tetap mengikuti naskah dalam pidatonya, investor terus mencari petunjuk mengenai kenaikan suku bunga Amerika Serikat lebih lanjut, waktu pengurangan neracanya dan apakah Eropa masih ingin mengendalikan stimulus.
Yellen dijadwalkan menyampaikan pidato pada pukul 14.00 GMT, sedangkan Draghi akan berbicara pada pukul 19.00 GMT, hari ini, demikian laporan Reuters, di Tokyo, Jumat (25/8).
Mata uang Amerika itu terlihat lebih tajam pada level 109,640 yen setelah menguat 0,5 persen tadi malam.
Dollar AS berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan 0,3 persen terhadap yen, pekan ini, dan sempat merosot ke level terendah 108,635 yen akibat ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea.
Fokus investor saat ini telah bergeser dari geopolitik dan gejolak politik di Washington terhadap kebijakan moneter.
“Tema di Jackson Hole tahun ini adalah `mendorong ekonomi global yang dinamis` dan seperti judul umum, pasar mungkin tidak mendapatkan petunjuk langsung mengenai tingkat suku bunga yang ingin didengar,” kata Yukio Ishizuki, analis mata uang di Daiwa Securities.
Tetapi sebagai tindakan pencegahan sejumlah spekulan tampaknya telah membeli dollar AS sebelum simposium Jackson Hole, sehingga mendorong kenaikan greenback terhadap yen, tutur Ishizuki.
Data harga dari Jepang menyoroti apa yang bisa menjadi topik pembahasan utama dalam pertemuan para petinggi bank sentral: mengapa tekanan inflasi masih sangat lemah meski pemulihan ekonomi global tampak sinkron?
Sementara, euro turun 0,05 persen menjadi US$1,1796 mengikuti sesi semalam yang relatif tenang, di mana mata uang bersama itu terikat pada kisaran ketat US$1,1818-1,188. Euro berada di jalur untuk mengakhiri pekan dengan kenaikan 0,3 persen.
Nilai tukar euro menguat hampir 14 persen terhadap dollar AS sepanjang tahun ini dan beberapa pengamat fokus pada apakah Draghi akan memilih untuk menurunkan penguatan mata uangnya.
“Kejutan dari Jackson Hole, jika ada, mungkin akan datang dari Yellen, bukan Draghi, dan dampaknya terhadap euro akan berasal dari pergerakan dollar AS,” ujar Shin Kadota, analis dari Barclays di Tokyo.
“Ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga The Fed pada pertemuan Desember jatuh cukup rendah dan ada ruang untuk peningkatan.”
Indeks Dollar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, hanya sedikit berubah pada level 93,299 setelah mengalami kenaikan 0,15 persen tadi malam didorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Amerika.
Dollar Australia dan Selandia Baru relatif stabil masing-masing pada posisi US$0,7900 dan US$0,7210. (ef -Ipotnews)
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: