Program Banyak yang Belum Terealisasikan, DPRD Minta Anies Fokus Kerja Daripada Sibuk Nyapres
Jakarta – Keinginan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk maju sebagai calon presiden mendapat kritikan dari sejumlah pihak. Salah satunya DPRD DKI yang meminta Anies fokus kerja dan dinilai belum pantas untuk maju sebagai capres karena realisasi program yang belum terselesaikan.
Pernyataan ini disampaikan Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus terkait munculnya nama Anies Baswedan dalam bursa capres 2019. Bestari menilai lebih baik Anies fokus kerja membenahi Jakarta daripada sibuk mempersiapkan diri maju di pilpres 2019. “Saya kira Pak Gubernur boleh saja mencalonkan sebagai apa saja, tapi ini dikoordinasikan secara benar dulu, secara baik, terkendali. Sehingga di atas pencalonan itu warga Jakarta bisa tersenyum, ‘Oh dia sudah menyelesaikan tugasnya.’ Hari ini masih belum,” ujar Bestari, Senin (9/7/2018).
Baca juga:
- PKS Klaim Mitra Koalisi Setuju Anies Maju sebagai Capres Pilpres 2019
- Partai Gerindra Tutup Kemungkinan Anies Jadi Capres 2019
- Anies Ikut Kontestasi Pilpres 2019, Golkar Pertanyakan Sikap Gerindra
Selain itu Bestari juga mengungkapkan bahwa saat ini sejumlah program di Pemprov DKI Jakarta belum jelas arahnya. Di antaranya adalah janji Rumah DP 0 Rupiah yang belum kelar dan baru sebatas pergub. Janji Anies menghadirkan 250 ribu unit rumah susun dinilai belum masuk tahap konkret. “Rumah susun yang DP nol saja tidak bisa kok, yang paling mudah itu 250 ribu rusun. Tapi kan baru mau jalan saja Rp700 miliar sudah pulang uangnya,” tutur Bestari.
Bestari pun menyangsikan program OK OCE termasuk sistem pembinaannya. Pasalnya mereka yang telah dilatih pun masih kesulitan mendapat pemodalan. “OK OCE, tidak jelas. 45 ribu pesertanya betul, tetapi semuanya, ‘kami kapan dikasih modal? Kalau cuma 45 ribu orang mendaftar, tetapi setelah itu kecewa, apa gunanya?” ungkap Bestari.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: