Connect with us

Dua Dosen UI Ciptakan Solusi Atasi Masalah Listrik untuk Daerah Terpencil

Petugas PLN sedang perbaiki jaringan listrik(Foto: Istimewa Fakta.news)

Jakarta – Dua dosen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia (TEFTUI) Chairul Hudaya dan Iwa Garniwa menciptakan sebuah karya babru untuk menangani permasalahan listrik di daerah terisolasi dan tertinggal di Indonesia.  Karya keuda dosen itu adalah Tabung Listrik (TaLis).

Menurut Kepala Humas dan KIP UI Rifelly Dewi Astuti mengatakan, bahwa konsep TaLis, energi listrik bisa disimpan dalam sebuah media penyimpanan energi (baterai) untuk selanjutnya dipakai mengoperasikan peralatan elektronik.

“Dalam melakukan pengisian ulang, TaLis dapat diisi di stasiun pengisian energi listrik (SPEL) dan didistribusikan, seperti ditribusi Tabung LPG. Pengisian ulang dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, selama 4 jam,” ujar Rifelly di Jakarta, Minggu (28/1).

Refelly menjelaskan, satu unit TaLis dapat menyuplai satu kebutuhan rumah di perdesaaan. Ini merupakan sebuah inovasi bagi dunia listrik Indonesia yang masih sangat bergantung pada metode konvensional dalam melakukan distribusi listrik.

“Dengan bentuknya yang ringan dan portabel, TaLis dapat menyimpan 630 Wh energi listrik berbasis baterai lithium-ion serta mudah dipakai karena menggunakan sistem plug and play,” papar Refelly.

Tak hanya itu saja, Refelly menambahkan, TaLis juga tidak memerlukan kWh meter dan jaringan distribusi listrik sehingga harganya menjadi murah. Semua ini menjadi keunggulan TaLis dalam menjadi sebuah media penghantar listrik bagi daerah-daerah yang terisolasi dan belum terdapat jaringan listrik.

“Dengan demikian, kebutuhan listrik tidak lagi Bergantung pada sistem transmisi jarak jauh dari sumber pembangkit listrik raksasa,” kata Rifelly.

Masalah tingkat keterjangkauan akses listrik (rasio elektrifikasi) merupakan masalah klasik Indonesia, meskipun data menunjukkan bahwa tingkat akses listrik kita dari tahun ke tahun terus meningkat.

Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahwa tingkat rasio elektrifikasi pada tahun 2014 ada di angka 84,35%, pada tahun 2015 ada di angka 88,30 %, dan pada tahun 2017, rasio elektrifikasi mencapai 92,75 %.

Meski demikian, masih banyak daerah di Indonesia yang rasio elektrifikasinya jauh di bawah rata-rata nasional. Hal ini sangat nyata di daerah-daerah terpencil dan jauh dari pusat pembangunan seperti di daerah pegunungan dan pulau di Maluku dan Papua.

Sebagai contoh, rasio elektrifikasi di Maluku adalah sekitar 59,17 %sedangkan Papua baru mencapai angka 48,74 %pada bulan Juni 2017.

Untuk memenuhi pasokan listrik di Indonesia, selama ini pemerintah biasanya menggunakan pembangkit listrik dalam skala besar untuk kemudian dipasok ke tengah masyarakat menggunakan kabel.

Pembangunan pembangkit listrik baru serta tata kelengkapan listrik lainnya, tentu bukan persoalan yang mudah karena terkait dengan persoalan perizinan, pembebasan lahan, tata ruang, dan pendanaan. Hal ini yang menyebabkan biaya penyediaan listrik di Indonesia menjadi sangat mahal.

TaLis adalah suatu bentuk upaya Universitas Indonesia (UI), sebagai sebuah universitas yang mengedepankan riset, untuk melakukan hilirisasi riset dengan konsep triple helix. Untuk menerapkan konsep ini, pihaknya bekerjasama dengan berbagai pihak. Misalnya, berkat bantuan CSR PT Wijaya Karya (Persero), TaLis telah diterapkan di Sekolah Master Indonesia-Depok sejak November 2017.

“Dengan PLN, TaLis akan diimplementasikan dalam menyediakan pasokan listrik di wilayah Maluku dan Papua,” katanya.

 

Nyong Syarief

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya