Dua Istri Kader Gerindra yang Buron Terlibat Jual Narkoba
Jakarta – Kepala Polresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo mengungkapkan bahwa kader Partai Gerindra, Jero Gede Komang Swastika, bukan sekadar bandar sabu biasa. Wakil Ketua DPRD Bali itu tidak seorang diri dalam melakukan transaksi narkoba. Ia ternyata juga melibatkan dua istrinya.
“Dari tiga istri, dua di antaranya terlibat aktif dalam proses jual beli sabu. Dari hasil tes urine, dua istri yang tinggal serumah ini juga positif mengonsumsi sabu,” kata Hadi Purnomo, Kamis (9/11) kemarin.
Namun Jero Gede alias Jero Mangol, sampai Kamis kemarin, masih buron. Statusnya menjadi buron sudah ditetapkan setelah tiga hari lalu rumahnya didatangi polisi. Di sanalah petugas menangkap sejumlah pengguna sabu dan menyita beberapa gram sabu. Dari situlah polisi kemudian melabeli Jero Mangol sebagai bandar sabu.
Masih menurut cerita Hadi, kedua istri Jero Mangol disebut ikut berperan menjual sabu yang diambil dari kamar Jero Mangol.
“Kedua istri mendapat upah per minggu Rp4 juta. Penghasilan Jero Mangol dari penjualan sabu diperkirakan mencapai Rp200 juta,” lanjutnya.
Selain itu, penyidik juga sudah menyita buku transaksi jual beli sabu. Dari buku tersebut terlihat bahwa transaksi ada yang sudah tercatat sejak Agustus. Polisi pun menetapkan tujuh orang tersangka.
“Kami masih memburu Mang Jangol,” tandas Kapolresta, usai sebelumnya juga menggeledah ruangan Jero Mangol di Kantor DPRD Bali selama 20 menit.
Jero Mangol diketahui pernah tidak lulus tes urine yang dilakukan di kantornya. Ia positif mengonsumsi narkoba. Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama mengaku sangat mendukung upaya kepolisian menuntaskan kasus ini. “Saya minta Jero Mangol juga kooperatif dan menyerahkan diri,” terangnya.
Hampir Setiap Minggu Pecat Kadernya
Terpisah, sebelumnya Partai Gerindra disebut sudah pasti telah memecat Mang Jangol. Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Habiburokhman, mengatakan pemberhentian itu bukanlah yang pertama. Sebab, hampir setiap minggu partai ini memecat kadernya.
“Kami tegas dan tidak toleransi kepada pelanggaran narkoba seperti ini,” ujarnya di Kantor DPP Gerindra, Jakarta, Rabu (8/11).
Menurutnya, hampir setiap minggu Majelis Kehormatan Partai Gerindra menggelar sidang. Hasilnya, hampir setiap minggu juga Majelis Kehormatan memutuskan untuk memecat kader yang bermasalah. Ia menambahkan kader-kader yang dipecat itu biasanya karena korupsi dan narkoba. Menurutnya, sebesar apapun pengabdian kader, bila terlibat dua kasus itu, dipastikan akan dipecat.
“Mau pengabdian 99 persen, ketaatan 99 persen, kemudian pengorbanan ke partai 99 persen, tetapi kalau kasus narkoba dikalikan nol,” tegas Habiburokhman.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: