Connect with us

Facebook akan Melarang Memonetisasi Kekerasan, Ujaran Kebencian dan Hoaks

Dalam sebuah posting blog yang dirilis hari ini, Facebook mengatakan akan mengubah pedoman tentang siapa yang boleh mendapatkan uang melalui Facebook, serta jenis konten yang dapat diijinkan untuk dimonetisasi.

Pertama, Facebook mengatakan bahwa mereka sedang menyusun serangkaian panduan baru mengenai apa saja yang melanggar kebijakan program monetisasi seperti konten bermerek dan artikel instan. Aturan umum tersebut berawal dari – sebuah larangan penggambaran kematian, bahkan bila digunakan untuk tujuan “pendidikan” sekalipun. Poin pertama yang masuk dalam daftar adalah larangan penggunaan karakter anak-anak yang terlibat dalam “kekerasan, seksualitas, atau perilaku yang tidak tepat. “Monetisasi lainnya melarang penggambaran kekerasan atau tindakan kasar.

Facebook akan melarang apapun yang “mempromosikan serangan terhadap orang atau kelompok,” namun larangan tersebut juga akan menjangkau penerbit yang mempromosikan konten tersebut “dalam konteks berita atau tujuan awareness.” Aturan serupa juga berlaku untuk penggambaran “tragedi dan konflik”.

Karena penerbit berita akan terus berusaha menghasilkan uang melalui Facebook, panduan tersebut mungkin sekali lagi menimbulkan pertanyaan tentang dimana tanggungjawab Facebook? Aturan bisa saja melarang monetisasi konten berita dengan nilai layanan publik, seperti penggambaran kejahatan perang – penggambaran “bencana alam”.

Sebagai tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan itu, juru bicara Facebook menjawab bahwa pedoman tersebut adalah standar industri dan perusahaan akan mempertimbangkan konteksnya. Keputusan tersebut menurut juru bicara Facebook, dibuat agar pengiklan merasa nyaman dengan kemunculan iklan mereka.

Aspek lain dari kebijakan ini kelihatannya dirancang untuk mengurangi penerbitan berita palsu atau hoaks. Penerbit dan pengguna lain yang berencana menghasilkan uang melalui program monetisasi Facebook harus memiliki “kehadiran yang otentik dan terpercaya di Facebook”, dan harus menggunakan halaman atau profil setidaknya selama sebulan. 

Facebook menghadapi kontroversi baru-baru ini setelah mengetahui Rusia telah menggunakan iklan di Facebook sebagai bagian dari kampanye disinformasi. Namun Facebook jauh sebelumnya telah dikritik banyak kalangam dengan berbagai berita sensasional, ujaran kebencian, fitnah dan hoaks di platformnya.

Bagian dari pengumuman tersebut, Facebook secara terpisah mengatakan bahwa mereka akan menawarkan lebih banyak pilihan kepada pengiklan untuk melacak di mana saja iklan mereka muncul – dan pada akhirnya akan menyediakan sistem yang “dengan jelas mengidentifikasi penayang yang menjalankan iklan mereka.”

K.Rinaldi

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya