Connect with us

Festival Bendera Mengenang Pangeran Samber Nyowo

Festival bendera di Desa Gerdu, Karanganyar mengenang perjuangan Raden Mas Said alias Pangeran Samber Nyowo(foto: metronews.com)

Karanganyar – Dua hari menjelang pergantian tahun 2017 ke tahun 2018, tepatnya pada Sabtu (30/12/2017),  Mataya Arts & Heritage bekerja sama dengan Masdon Art menggelar Festival Bendera di Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.

Festival Bendera digelar para seniman selama dua hari, Sabtu (30/12/2017) dan Minggu (31/12/2017). Selain Festival Bendera, para seniman dari berbagai lintas bidang bergabung menggelar berbagai acara di petilasan seorang pahlawan nasional bernama Pangeran Samber Nyowo atau Raden Mas Said.

Tak hanya para seniman, warga Desa Gerdu juga nampak antusias mengikuti beraneka rangkaian kegiatan festival bendera mulai dari arak-arakan bendera hingga pertunjukan seni dan workshop.

Usai penancapan ratusan bendera karya 70 seniman diikuti fashion show, Heri Priyatmoko, seorang sejarawan asal Solo menceritakan kisah perjuangan Pangeran Samber Nyowo, yang menancapkan bendera perjuangan melawan penjajah Belanda dua setengah abad lalu di Tuk Ndero, Desa Gerdu.

“Raden Mas Said selama 16 tahun berjuang sendirian, dikeroyok kompeni, kasunanan hingga kasultanan. Kemudian Raden Mas Said yang dikenal sebagai Raja Mangkunegara I bertapa di gunung selama tujuh hari tujuh malam melakukan olah spiritual untuk mendapatkan sebuah wahyu,” ujar Heri.

Festival Bendera 1

Gelar tari bendera dari para seniman Solo dan Karanganyar (foto: sindonews.com)

Setelah bertapa, kata Heri, Pangeran Samber Nyowo mendapatkan wahyu berupa bendera lalu ditancapkan di Tuk Ndero di Desa Gerdu, Kecamatan Karangpadan, Kabupaten Karanganyar. Penancapan bendera di Tuk Ndero di Lereng Gunung Lawu menjadikan semangatnya berperang melawah penjajah semakin berkobar.

Pasca penancapan bendera di Tuk Ndero, Pangeran Samber Nyowo memiliki strategi perang semesta. Ia melibatkan seluruh warga untuk bersama-sama melawan penjajah Belanda. “Strategi itu cukup memusingkan Belanda,” kata Heri.

Tak lama kemudian, lanjut Heri, Pangeran Samber Nyowo memunculkan konsep perang ‘jijemblungan’ atau perang gila-gilaan berupa perang sampai titik darah penghabisan. Tak hanya itu, lahir pula perang dedemitan yang membuat kocar-kacir pasukan Belanda.

“Perang dedemitan menjadikan Pangeran Samber Nyowo bersama pasukannya datang seperti hantu, mendadak tiba-tiba dan tidak diprediksi,” jelas Heri.

Konsep terakhir, menurut Heri, Pangeran Samber Nyowo menggunakan taktik perang wewelutan seperti belut. Kondisi itu menjadikan pasukan Pangeran Samber Nyowo sangat sulit ditangkap Belanda.

Simbol Kawula Gusti yang Egaliter

Untuk menghadapi Belanda, Pangeran Samber Nyowo tidak hadir sendiri. Masyarakat diajak bicara sehingga menjadi simbol kawula gusti yang egaliter. “Masyarakat di Tuk Ndero diajak berpendapat di tengah sawah bukan di pendopo yang mewah. Ini menjadi terobosan pemimpin yang merakyat,” kata Heri.

Meski menjadi penebar maut, Pangeran Samber Nyowo juga berhati murah. Seorang tawanan Belanda bernama Sersan Supit tidak dibantai habis-habisan. Tawanan itu dijadikan pasukan penarik kuda.

Bagi Heri, Tuk Ndero merupakan bagian sejarah panjang perjuangan Pangeran Samber Nyowo yang tidak ada babat atau buku-buku. Festival Bendera, menjadi bagian perayaan penting dan menghormati pahlawan nasional Pangeran Samber Nyowo.

festival bendera 3

Tetabuhan mengiringi festival bendera (foto: sindonews.com)

“Lewat Festival Bendera ini, masyarakat Tuk Ndero ingin mengabarkan kepada publik tentang ingatan masa lalu. Dengan demikian menggugah ingatan seluruh publik tentang peristiwa dua setengah abad yang lalu di mana selama 16 tahun Pangeran Samber Nyowo berhasil menggetarkan dan mendobrak penjajah Belanda,” ujar Heri.

Sementara itu Kepala Desa Gerdu, Supatno menyatakan Pangeran Samber Nyowo pernah menancapkan bendera perjuangannya di Tuk Ndero. Penancapan bendera itu sebagai spirit perjuangan sang pangeran melawan penjajah.

Menurut Supatno, Festival Bendera dilaksanakan dari ide para seniman Solo. Selanjutnya para seniman mengajak warga menggelar Festival Bendera. “Warga antusias sekali mengikuti festival ini dan desa kami menjadi maju karena bisa menjadi kawasan wisata,” kata Supatno.

Supatno mengatakan di tempat penancapan bendera Pangeran Samber Nyowo acapkali didatangi warga dari luar daerah.

Sementara Koordinator Festival Bendera, Sony Hendrawan mengatakan tak hanya para kreator dan seniman yang terlibat dalam festival. Pasukan Paskibraka Kabupaten Karanganyar juga ikut berpartisipasi. “Pasukan Paskibraka membentangkan bendera Merah Putih,” kata Sonny.

Sonny memaparkan satu kreator atau seniman membuat dua hingga tiga bendera dalam festival. Namun masing-masing perupa memiliki kreasi dan makna sendiri bendera yang dibuat.

“Totalnya 150 bendera yang ditancapkan dengan bentuk dan maknanya masing-masing. Ada yang bendera yang dibuat dengan makna kejayaan kerajaan Mataram hingga kecintaan pada alam,” ujar Sonny.

Pasca festival bendera pertama, tambah Sonny, ke depan digagas festival akan digelar menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia.

M Riz

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya