Film Da’wah: Islam Sebagai Gambaran Nyata Rahmatan Lil Alamin
Roma – Da’wah, sebuah film yang menggambarkan kehidupan Islam sebenarnya di Indonesia yang penuh kedamaian dan toleransi akan diputar dan menjadi bahan diskusi dalam acara makan malam spesial di Rome Film Festival pada hari ini Sabtu (4/11).
Rome Film Festival sendiri akan berlangsung mulai tanggal 26 Oktober sampai 8 November. Program ini akan memberikan penghargaan khusus yang dihadiri pada pimpinan komite dan komunitas film dengan tamu istimewa tokoh perfilman ternama Bernando Bertolucci, sutradara The Last Emperor, The Dreamers dan The Last Tango in Paris.
Film Da’wah produksi Kaia Film Indonesia dengan sutradara asal Italia yang beragama Katholik, Italo Spinelly. Ide Spinellii muncul dari saat kunjungannya ke Indonesia yang membuatnya jatuh cinta terhadapnya.
Spinellii menemukan Islam tidak seperti yang digambarkan dalam stereotipe oleh sejumlah kalangan. Islam digambarkan sebagai agama yang penuh kebencian, kekerasan dan teror. Di Indonesia, Spinellii menemukan dan mengalami Islam sebagai gambaran nyata rahmatan lil alamin, kebaikan bagi alam semesta dari sebuah pesantren yang berlokasi di pelosok. Pesantren Dalwa, di Bangil, Pasuruan Jawa Timur Pesantren dengan 2.700 santri berusia 6-18 tahun.
Spinelli mengatakan salah satu pertanyaan cukup berat dari wartawan yang hadir dalam konferensi pers tersebut adalah soal anggapan Islam yang mengajarkan kekerasan. Menurut Italo, pertanyaan seperti itu muncul karena adanya penafsiran yang sepotong-sepotong terhadap ajaran Islam. Seharusnya, penafsiran terhadap Islam, menurut dia, harus dilakukan dengan utuh.
“Di Indonesia, penafsirannya tidak seperti itu. Islam dijalankan sebagai agama yang benar-benar mengajak pada perdamaian,” tutur Spinelli.
Setelah didukung dan direstui oleh Majelis Ulama Indonesia, Nahdatul Ulama, Halal Lifestyle Center, dan Pemerintah Daerah Jawa Timur, Spinellii membuat film dokumenter berdurasi 60 menit ini dengan produser eksekutif, Sapta Nirwandar dan H.M. Irsyad Yusuf. Film ini akan menyentuh penonton dengan gambaran Islam yang sebenarnya, dan nilai-nilai Islam yang inspirasional.
Spinelli merekam gambaran-gambaran nyata dari keseharian para santri yang diwakili Rafli remaja keturunan Jerman, M. Hasan Masduqi dari Pasuruan, Muhammad Shofi dari Pasuruan dan Ahmad Yazid dari Pasuruan.
Dalam kesederhaan dan ketulusan para santri mendapat didikan dari seorang ustadz tentang dakwah seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. Dakwah bermakna mengajak dengan kebaikan, bahkan ketika Rasulullah diserang musuhnya. Islam sebenarnya adalah yang menentang kekerasan, Islam adalah tentang ketenangan hati dan cinta pada sesama. Nilai inilah yang akan dibawa keempat siswa itu seiring cita-cita mereka menjadi ustadz atau guru agama, pemimpin bukan agama dan pengkhotbah.
Spinelli merekam detail keseharian sekolah, belajar Al Quran dan bahasa Arab dan mata pelajaran lain, bangun pagi, antre untuk shalat Subuh mengikuti ceramah dan senam pagi ala pesantren hingga apa yang mereka lakukan sebelum pulang ke rumah untuk istirahat bulan Ramadhan.
Dari Inggris, tiket ludes dan dialog keyakinan
Film Da’wah telah mendapat apresiasi dari warga Inggris pada 31 Maret 2017 dalam kunjungan dan gathering di Curzon, London, SOHO. Kemudian, setelah melalui evaluasi dari Committee of Festa Del Cinema Di Roma, Da’wah dinilai sangat baik dalam sisi sinematografi dan penceritaaan yang relewan. Terutama untuk membuka mata komunitas Eropa tentang gambaran Islam sebagai agama yang damai.
Tak hanya para jurnalis Italia yang terlihat antusias menanyakan berbagai aspek soal film Da’wah ini. Publik Roma juga terlihat meminati film dokumenter yang menggambarkan kehidupan pesantren tersebut. Terbukti pihak panitia mengabarkan bahwa 300 tiket yang di jual untuk pemutaran film Da’wah sudah ludes terjual.
Kedutaan Besar Republik Indonesia Vatikan dan KBRI Roma akan mengadakan pertemuan dan dialog antar keyakinan, dengan mengundang banyak pemimpin agama dan komunitas untuk berkumpul, berdialog tentang halal lifestyle di dunia dan Indonesia sekaligus menonton bersama film Da’wah.
K.R
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: